kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelombang Tinggi Ancam Penangkapan Ikan


Selasa, 04 Agustus 2009 / 09:07 WIB
Gelombang Tinggi Ancam Penangkapan Ikan


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA . Gelombang tinggi hingga 4 meter diprediksi akan mengancam penangkapan ikan disejumlah perairan Indonesia . Gelombang tinggi yang diprediksi oleh Badan Metereologi dan Gerofisika (BMKG) diperkirakan bakal memukul pendapatan nelayan yang menggunakan kapal kecil.

“Kapal kecil akan berhenti melaut sedangkan kapal 100 GT (Gross Tonnage) masih bisa bertahan,” kata ketua harian Asosiasi pengalenggan iklan Indonesia (APII), Ady Surya, Senin (3/8). Namun kondisi gelombang tinggi tersebut berpotensi pada naiknya harga ikan di tempat pelelangan.

BMKG mengumumkan gelombang tinggi akan terjadi sampai pekan depan 9 Agustus, dan kondisi tersebut terjadi di wilayah Selat Malaka bagian barat, Mentawai, Samudera Hindia, Selat Karimata, laut Jawa, laut Bali, Selat Makasar, laut Luwu, laut Flores, laut Timur, Teluk Tolo, laut Sulawesi, dan perairan Sangihe Talaud Halmahera.

Wilayah yang berpotensi gelombang lebih tinggi diperkirakan terjadi di Natuna, Laut Aceh, Samudera Hindia selatan Jawa, Samudera Hindia selatan Bali, Laut Banda, perairan KAI, Laut Aru, Teluk Carpentaria, dan Laut Maluku. “Informasi ini sudah kami terima dua minggu lalu,” kata Ady.

Ady Surya yang mewakili pengusaha perikanan tersebut menjelaskan, cuaca ekstrim biasanya terjadi dikala terjadi perubahan musim dari musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini. “Jika sudah masuk musim kemarau, maka angin dan gelombang akan normal lagi,” kata Ady.

Akibat dari gelombang tinggi itu akan berdampak bagi pendapatan nelayan yang memiliki ukuran kapal kecil. Pasalnya, kekuatan kapal kecil dibawah 30 GT terbatas dalam menembus gelombang maupun badai. Artinya, kebanyakan kapal kecil yang ada diwilayah gelombang tinggi akan menurunkan jangkarnya. ”Informasi ini seharusnya sudah diterima oleh nelayan,” jelas Ady.

Sementara itu Hadi Purnomo kepala pusat data dan informasi Departemen Kelauatan dan Perikanan (DKP) membenarkan tentang adanya potensi penurunan pendapatan nelayanan. Namun dirinya berharap agar nelayan memiliki koperasi simpan pinjam. ”Dalam kondisi panceklik dia bisa minjam di koperasi,” jelasnya.

Ketika ditanya dampak gelombang pasang terhadap turunnya jumlah penangkapan, Hadi tidak bisa menjelaskan dengan alasan data tersebut hanya ada di setiap pelabuhan dan pelelangan ikan. ”Namun itu akan menurunkan tingkat tangkapan termasuk industri perikanan besarnya juga,” tambah Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×