kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gawangi rupiah, BI harus rogoh kocek hingga Rp 7 triliun


Kamis, 21 April 2011 / 11:22 WIB
Gawangi rupiah, BI harus rogoh kocek hingga Rp 7 triliun
ILUSTRASI. Berikut kurs dollar rupiah di BCA hari ini, Kamis 9 Juli 2020.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS harus dibayar mahal oleh Bank Indonesia (BI). Hingga triwulan pertama 2011, bank sentral harus merogoh kocek hingga Rp 7 triliun sebagai ongkos moneter.

BI mengakui kurs rupiah menguat seiring dengan banyaknya aliran modal asing (capital inflow). Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ardhayadi Mitroadmodjo mengatakan, meski dana yang dikeluarkan sangat besar, kebijakan tersebut masih masuk dalam parameter BI.

Selama ini, anggaran BI yang paling besar adalah beban operasi moneter di mana mencakup beban pengelolaan devisa untuk menstabilkan nilai rupiah melalui intervensi.

Bahkan, menjelang investment grade, BI memperkirakan dana asing yang mengalir ke Indonesia masih deras. Sebagai otoritas moneter, BI akan terus memantau pergerakan rupiah agar tak terlalu liar. "BI memang tidak mencari laba tapi harus bisa mengelola defisit dan surplus," ujarnya.

"BI memang tidak mencari laba tapi harus bisa mengelola defisit dan surplus," ujar Ardhayadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×