Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, secara teknis Indonesia bisa masuk ke dalam zona resesi. Hal ini bisa terjadi apabila realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan kuartal III-2020 berada pada level negatif.
Pemerintah pun memprediksi pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 1,4% atau seandainya berada dalam zona negatif realisasinya bisa mencapai -1,6%.
Baca Juga: CORE: Pertumbuhan ekonomi Jakarta kontraksi 1% karena pandemi virus corona
Suminto, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 yang diperkirakan sekitar -0,4% sampai 1%. Namun pemerintah Indonesia juga tentu menahan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga melalui kebijakan-kebijakan dam stimulus baik fiskal maupun moneter.
Ia juga menyampaikan, apabila pertumbuhan ekonomi terus berkontraksi akibat Covid-19 maka tentunya ini akan memberikan dampak terutama pada peningkatan pengangguran dan angka kemiskinan.
Suminto juga proyeksikan, jumlah pengangguran akan meningkat di kisaran 4,03 juta orang sampai 5,23 juta orang di tahun 2020. Demikian juga proyeksi angka kemiskinan akan bertambah sekitar 3,02 juta orang sampai 5,71 juta orang.
“Meskipun kita dengan berbagai kebijakan dan stimulus untuk menahan kenaikan jumlah kemiskinan dan pengangguran, dalam sisi kebijakan kita akan terus menjaga dari sisi demand maupun supply. Demand side dalam konteks menjaga daya beli masyarakat dengan social safety net yang lebih dari 40% penduduk dengan income yang rendah,” jelas Suminto dalam konferensi daring, Selasa (23/6).
Baca Juga: Dapat bantuan dari BNPB dan BIN, Risma klaim kasus corona di Surabaya menurun
Selain itu, dari sisi supply juga telah di susun untuk mendorong dunia usaha dan usaha kecil menengah (UMKM), BUMN maupun koperasi untuk mencegah terjadinya lay off dan mencegah jumlah pengangguran signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News