kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

Gakoptindo Protes Beredarnya Kedelai Impor Grade 2,3,4, Begini Respons Kemendag


Jumat, 15 Juli 2022 / 16:59 WIB
Gakoptindo Protes Beredarnya Kedelai Impor Grade 2,3,4, Begini Respons Kemendag
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan produksi tahu di Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/3). Tentang beredarnya Kedelai impor Grade 2,3,4, begini kata Kemendag.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) meminta pemerintah melakukan pengawasan importasi kedelai, terutama yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi.

Bahkan Gakoptindo telah mengirimkan surat aduan yang ditujukan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan terkait hal ini.

Menggapi hal ini, Direktur Bahan Pokok dan Penting Kementerian Perdagangan, Isy Karim mengaku belum menerima surat aduan dari Gakoptindo. Oleh karena hingga saat ini pihaknya masih belum menindak lajuti adanya masalah importasi kedelai.

“Saya belum terima kok, masih di pak menteri itu belum turun ke kita berati. Nanti kita pelajari dulu, nanti kalau sudah turun ke kita pasti akan segera ditindaklanjuti,” kata Isy pada wartawan di Jakarta, Jum’at (15/7).

Baca Juga: Gakoptindo Minta Ada Pengawasan Impor Kedelai untuk Konsumsi

Untuk diketahui, sebelumnya Gakoptindo telah mengirimkan dua surat kepada pemerintah. Surat pertama ditujukan kepada Kementerian Pertanian pada 6 Juni 2022 lalu, sementara surat kedua ditujukan kepada Kementerian Perdagangan pada 28 Juni 2022.

Dalam surat tersebut, berisi aduan yang sama yaitu telah beredar kedelai impor grade 2,3 dan 4 dan hal ini merugikan perajin tempe dan tahu, karena hasil tempe dari jenis kedelai ini tidak bagus.

Selain itu, Gakoptindo juga meminta kepada pemerintah untuk mengawasi impor kedelai, dan menindak tegas importir yang masih melakukan impor kedelai grade 2,3 dan 4. Namun, hingga saat ini aduan ini masih belum mendapatkan respons dari pemerintah.

"Dari Kemendag belum ada respons. Kedelai grade 2,3 dan 4, kalau dibuat tempe tidak bisa jadi. Akhirnya kami pengrajin tempe tahu rugi dua kali. Sudah harga kedelai naik terus dam tempe tidak jadi dan tidak bisa dijual," keluh Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddinkepada Kontan.co.id, Kamis (14/7).

Baca Juga: Siap-Siap Tahu Tempe Langka di Jabodetabek, Ini Penyebabnya

Aip menyebut, jika minggu ini masih belum didapatkan jawaban dari Kementerian Perdagangan atas keluhan para pengrajin, Gakoptindo berencana bersurat kembali kepada Menteri Perdagangan Senin atau Selasa pekan depan.

"Kalau hingga minggu ini belum ada jawaban konkret dari Kemendag. Senin atau Selasa depan saya layangkan lagi surat dengan tembusan lagi ke Presiden," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×