kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Gagal antisipasi kasus Sampang, BIN janji berbenah


Senin, 27 Agustus 2012 / 14:44 WIB
ILUSTRASI. Serapan Program Pemulihan Ekonomi NAsional Klaster UMKM: UMKM pembuatan batako di Ciampea, Bogor. KONTAN/BAihaki/13/07/2021


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Badan Intelijen Negara (BIN) menerima kritikan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kepala BIN Letnan Jenderal TNI Marciano Norman berjanji melakukan pembenahan.

Marciano mengakui, intelijen harus diperbaiki ke depannya. "Kami harus mengevaluasi," katanya, Senin (27/8).

Menurutnya, aparat intelijen seharusnya memiliki kemampuan mendeteksi secara dini hal-hal yang akan timbul di masyarakat. Namun, dia bilang sering kali kekerasan atau konflik horizontal tetap saja terjadi meski sudah dilakukan berbagai langkah antisipasi.

Sebelumnya, Presiden SBY secara terang-terangan mengkritik kinerja intelijen dalam mengantisipasi meletusnya aksi penyerangan kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur. Dalam pandangan Presiden, aparat intelijen seharusnya bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya kekerasan.

Akibat kegagalan aparat intelijen ini, penyerangan terhadap kelompok Syiah telah menewaskan dua orang dan membakar 35 rumah warga. Kekerasan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya terjadi pada Desember 2011 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×