Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan akbar rangkaian pertemuan pimpinan negara-negara G20 telah berakhir dengan sukses pada pekan ini dengan tercapainya G20 Bali Leaders Declaration.
Sebagai presidensi G20, sejak November 2022 lalu, Indonesia telah menggelar sekitar 157 pertemuan dari berbagai level dan tematik, yang melibatkan ribuan orang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagai presidensi G20, rangkaian pertemuan di Indonesia awalnya diwarnai dengan ketidakpasitan mengenai kapan berakhirnya pandemi Covid-19.
Namun seiring dengan gencarnya upaya vaksinasi secara global pandemi mulai bisa terkendali sehingga rangkaiuan pertemuan G20 yang dipuncaki dengan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali bisa berakhir dengan sukses.
Presiden Joko Widodo secara resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 yang digelar di Bali selama dua hari pada 15-16 November 2022.
Dalam sesi penutup KTT G20 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11), Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia merasa terhormat telah memimpin G20 selama setahun terakhir.
"Merupakan kehormatan bagi Indonesia memimpin G20 setahun terakhir. Kami memulai dengan harapan untuk menyatukan niat bersama dalam mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi," ujar Presiden (16/11).
Sebagai presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi menghadapi berbagai tantangan baru yang muncul. Presiden bersyukur KTT G20 di Bali mampu menghasilkan G20 Bali Leaders Declaration atau Deklarasi Para Pemimpin G20 Bali.
"Alhamdulillah kita bisa mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders Declaration. Ini deklarasi pertama yang diwujudkan sejak Februari 2022," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo mengakui penyusunan deklarasi berjumlah 52 paragraf tersebut, penyikapan perang di Ukraina merupakan hal yang paling alot dan sangat diperdebatkan.
"Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi yaitu condemnation perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah," ujar Presiden.
Presiden Jokowi menyebut perang di Ukraina mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rampuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial. Oleh karena itu, G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global.
Dengan pencapaian ini Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada semua pimpinan G20 yang hadir dan memberikan fleksibilitasnya sehingga G20 Bali Leaders Declaration disepakati dan disahkan.
kelestarian sebesar 30% dari daratan dunia dan 30% lautan dunia dengan target 2030.
Airlangga menambahkan bahwa dalam lampiran G20 Action for Strong and Inclusive Recovery terdapat basket 1 yang merupakan basket trilateral di mana terdapat 115 proyek di sektor kesehatan, 34 di sektor transformasi digital, 33 di sektor transisi energi, dan 111 di potensi lainnya. “Carbon capture and storage juga masuk dalam basket tersebut,” pungkas Menko Airlangga.
Kesepakatan dalam G20 Bali Leaders Declaration tidak hanya menyenangkan bagi Indonesia sebagai Presidensi G20.
Istana Kepresidenan Rusia Kremlin melalui Juru Bicara Dmitry Peskov menyampaikan pujian atas tercapainya deklarasi bersama yang disepakati KTT G20 di Bali.
Selain deklarasi, presidensi Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan. Proyek kerja sama ini akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat.
"Memastikan G20 bermanfaat tidak saja untuk anggotanya, tapi bagi dunia utamanya negara-negara berkembang. Let us recover together, recover stronger," ucap Presiden.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan pada pembahasan transisi energi, Pemerintah Amerika Serikat juga telah meluncurkan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) yang salah satunya untuk membantu melakukan transisi energi.
PGII memberikan komitmen investasi total US$ 600 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.
"Ada juga yang diinisiasi Jepang yakni Just Energy Transition Partnership (JETP), kita juga sudah diberi komitmen sebesar US$ 20 miliar,” ungkap Menko Airlangga.
KTT G20 Bali juga menghasilkan beberapa hasil konkret, seperti terbentuknya pandemic fund dengan terkumpulnya dana US$ 1,5 miliar. Kemudian pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah Dana Moneter International (IMF) sejumlah US$ 81,6 miliar untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.
KTT Juga menghasilkan komitmen bersama yakni setidaknya menjaga dan melindungi
Ia menyebut tercapainya deklarasi sebagai kemenangan akal sehat. Seperti dilansir kantor berita TASS Preskov bilang, deklarasi itu mampu menahan agresivitas kolektif Barat dan mencapai kompromi. Sebab jika tidak, KTT G20 akan gagal mengadopsi deklarasi akhir untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Sementara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga menyatakan Kesepakatan dalam G20 Bali Leaders Declaration sudah mencakup substansi yang komprehensif dan beroritenasi pada aksi nyata.
Info terkini tentang G20 kunjungi g20.org
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News