kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Food estate, kolaborasi Jokowi - Prabowo wujudkan kedaulatan RI di bidang pangan


Selasa, 14 Juli 2020 / 05:05 WIB
Food estate, kolaborasi Jokowi - Prabowo wujudkan kedaulatan RI di bidang pangan


Reporter: Abdul Basith Bardan, Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan peran sentral eks kompetitornya dalam dua kali pemilihan presiden yakni Prabowo Subianto dalam program food estate di Kalimantan Tengah

Presiden menyebut Prabowo Subianto yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) menjadi leading sector dalam pengembangan lumbung pangan. Jokowi mengatakan lumbung pangan juga menjadi tanggung jawab Menhan.

Program yang dinamai food estate tersebut guna menjawab potensi krisis pangan yang disampaikan oleh Organisasi Pangan Dunia (FAO).

"Namanya pertahanan itu bukan hanya urusan alutsista, tetapi juga ketahanan di bidang pangan menjadi salah satu bagian dari itu," ujar Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Senin (13/7).

Kolaborasi antara Presiden Joko Widodo dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mewujudkan food estate ini sekaligus sebagai upaya mewujudkan janji-janji mereka berdua selama berkampanye saat kompetisi pemilihan presiden tahun lalu.

Seperti kita tahu, baik pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin maupun pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno memiliki visi dan misi untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, maupun meningkatkan kesejahteraan petani.

Dalam catatan KONTAN, pasangan Joko Widodo Ma'ruf Amin memikiki janji politik di bidang ketahanan pangan maupun meningkatkan kesejahteraan petani.  (lihat tabel).

Presiden memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengawal program food estate di lahan 148.000 ha.

Seperti kita tahu Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Republik Indonesia mendapatkan tugas berat dari Presiden Joko Widodo untuk mengawal ketahanan pangan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau sering disebut kedaulatan di bidang pangan.

Presiden memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengawal program food estate di lahan 148.000 ha agar bisa memproduksi gabah hingga 592.000 ton -740.000 ton sekali panen atau 1,184 juta ton - 1,48 juta ton setahun.

Upaya mewujudkan ketahanan pangan sebelumnya juga sudah menjadi janji politik Prabowo Subianto dalam pemilu. Karena sekarang Prabowo Subianto juga ada dipemerintahan, maka menjadi kesempatan untuk mewujudkan janji-janji politik di bidang ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, meskipun dalam satu visi misi di Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo - dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (lihat tabel visi misi Prabowo-Sandi)

Presiden memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengawal program food estate di lahan 148.000 ha.

Kamis 9 Juli pekan lalu, Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimoeljono dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengadakan kunjungan kerja bersama di dua kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yakni Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Pulang Pisau. 

Kunjungan kerja itu salah satunya ke Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.

"Hari ini, saya dari pagi sampai sore tadi ke Kabupaten Kapuas, kemudian juga sekarang ke Kabupaten Pulang Pisau di Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk apa? Kami merencanakan food estate atau lumbung pangan yang mulai sudah dikerjakan dua minggu ini, terutama untuk urusan irigasinya dulu," kata Presiden Joko Widodo.  

Presiden menargetkan, tahun ini bisa menuyelesaikan persiapan lahan kurang lebih 30.000 hektare. Kemudian berikutnya akan dalam satu setengah tahun sampai maksimal dua tahun ke depan, luas lahan sawah akan ditambah lagi menjadin 148.000 ha, baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun di Kabupaten Kapuas. 

"Untuk apa? Ini kita siapkan, saya kira kita tahu semuanya, FAO sudah memberikan peringatan bahwa krisis pangan akan melanda dunia karena pandemi corona Covid-19, juga karena memang adanya musim yang tidak bisa diatur dan diprediksi," kata Presiden. 

SELANJUTNYA>>>




TERBARU

[X]
×