kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus mengembangkan pariwisata Indonesia Timur


Rabu, 26 Maret 2014 / 19:26 WIB
Fokus mengembangkan pariwisata Indonesia Timur
ILUSTRASI. Gerai Ace Hardware.


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia

Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berfokus pada pengembangan pariwisata di wilayah timur Indonesia. Apalagi, sejak Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) ditetapkan sebagai wilayah koridor V dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengatakan, dua wilayah tersebut ditetapkan bersama dengan Provinsi Bali berada dalam koridor V. “Bali, NTB, NTT sebagai gerbang pariwisata,” ujarnya saat Seminar Membuka Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia Timur untuk Pengembangan Pariwisata, di Jakarta, Rabu (26/3).

Ketiga wilayah tersebut memiliki keunggulan di sektor pariwisata dan mendukung sektor pangan. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang makin meningkat terutama di wilayah NTB. Dari tiga provinsi tersebut daerah NTB memang memiliki perkembangan yang pesat, terutama sejak ditetapkan dalam koridor V MP3EI sejak 2011 lalu.

Menurut data statistik daerah, dalam dua tahun jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik meningkat dari 887.000 orang pada tahun 2011 menjadi 1,2 juta orang pada 2013. “Potensinya besar di Indonesia bagian Timur untuk menarik wisatawan kelas dunia,” kata Mari.

Ketiga provinsi dalam koridor V memang memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Terlebih lagi dalam masing-masing provinsi ada beberapa Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).  Ada 16 KSPN yang menjadi prioritas hingga tahun 2025. Enam diantaranya berada di Koridor V yaitu, Kintamani – Danau Batur (Bali), Menjangan, Pemuteran (Bali), Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali), Rinjani dan sekitarnya (NTB), Pulau Komodo dan sekitarnya (NTT), Ende – Kelimutu (NTT).

Selain di koridor tersebut, di koridor VI yang mencakup Papua dan Maluku juga menjadi fokus dalam pengembangan sektor pariwisata. “Daerah ini lebih susah dijangkau karena banyak pulau dan terpisah, tapi jika dikembangkan dengan baik potensi ekonomi yang ada juga sangat besar,” tutur Mari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×