Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang atau sovereign credit rating Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil.
Fitch sebelumnya mempertahankan peringkat utang Indonesia pada BBB outlook stabil pada 22 Maret 2021.
Lembaga tersebut mengatakan, peringkat ini menunjukkan pertumbuhan utang dalam jangka menengah yang masih menarik dan masih dalam kategori rendah, meski masih ada beberapa hal yang menjadi sorotan.
“Meski rendah, utang nampak meningkat, utang pemerintah terhadap rasio PDB menunjukkan ketergantungan pada pembiayaan eksternal, pendapatan pemeirntah masih rendah, dan lebih rendahnya pembangunan struktural seperti indikator pemerintahan dan pendapatan per kapita bila dibandingkan dengan negara kategori BBB lainnya,” tulis Fitch Ratings dalam keterangannya, Selasa (23/11).
Ficth kemudian memerinci beberapa faktor yang memengaruhi penyematan peringkat utang terhadap Indonesia tersebut.
Baca Juga: Fitch Tegaskan Rating Indonesia di BBB, Ini Proyeksi dan Risiko yang Perlu Dicermati
Beberapa di antaranya, pertama, kondisi perekonoiman Indonesia yang sudah mulai bangkit setelah diterpa badai gelombang kedua Covid-19 pada Juli 2021 hingga Agustus 2021.
Perbaikan ekonomi ini didorong oleh peningkatan mobilitas dan berkah dari peningkatan harga komoidtas yang mendorong ekspor Indonesia. Selain itu, tingkat vaksinasi Indonesia juga meningkat.
Kedua, tingkat utang pemerintah. Lembaga tersebut memperkirakan peringkat utang pemerintah akan naik menjadi 43,1% PDB pada akhir tahun 2021 atau meningkat signifikan dari tingkat pra pandemi yang sebesar 30,6% PDB.
Meski begitu, Fitch Ratings sadar, bahwa pandemi Covid-19 ini memang menyebabkan kenaikan signifikan dalam utang pemeirntah Indonesia, dan sejalan dengan negara-negara sebaya.
Pembiayaan fiskal tentu akan menjadi tantangan bagi Indonesia. Fitch Ratings kemudian mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) untuk turut membantu pemerintah dalam menjalankan program bagi beban (burden sharing) hingga Agustus 2022.
“Ini akan membantu menekan beban bunga utang pemerintah, tetapi Indonesia menghadapi risiko campur tangan pemerintah dalam otoritas moneter,” tambah Fitch Ratings.
Ketiga, cadangan devisa yang jumbo. BI mencatat, cadangan devisa hingga akhir Oktober 2021 sebesar US$ 145,5 miliar. Seiring dengan hal ini, arus modal asing yang masuk ke Indonesia terpantau meningkat dan bisa memperkokoh kekuatan eksternal INdonesia.
Namun demikian, Fitch Ratings mengingatkan Indonesia tetap lebih rentan daripada banyak negara sebaya, mengingat ketergantungan yang tinggi pada arus masuk portofolio, ekspor komoditas, dan rasio utang luar negeri yang berada di atas median negara sebaya.
Selanjutnya: Fitch: Harga CPO Tahun Depan Melemah, Profil Kredit Produsen CPO Tak Terdampak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News