kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri sebut ekonomi Indonesia masih negatif di awal 2021, ini kata Kemenkeu


Jumat, 27 November 2020 / 21:27 WIB
Faisal Basri sebut ekonomi Indonesia masih negatif di awal 2021, ini kata Kemenkeu
ILUSTRASI. Kantor dan gedung menteri keungan Indonesia KONTAN/ Achmad Fauzie


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri memproyeksikan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan lebih lama dari negara-negara lain yang ikut terdampak Covid-19. 

Faisal mengatakan ekonomi Indonesia masih akan negatif dan baru akan tumbuh positif di kuartal II/2021. Hal ini didorong oleh tren ekonomi Indonesia yang negatif diperkirakan masih  berlanjut hingga kuartal I/2021 mengingat penyebaran Covid-19 yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari hingga Februari 2021. 

Sementara itu, pemerintah justru masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 bisa mencapai angka positif di kisaran 4,5% sampai 5,5%. 

Baca Juga: Sinergi pelabuhan Patimban dan Tanjung Priok dorong efisiensi waktu dan biaya

Staf Khusus Kementerian Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi pemerintah ini juga sejalan dengan proyeksi lembaga internasional International Monetery Fund (IMF). 

Lembaga internasional tersebut justru memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka 6,1% yoy di tahun 2021. “Kita tetap harus optimis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5% dengan tren yang menunjukkan perbaikan. Bahkan IMF memproyeksikan pertumbuhan yang lebih tinggi,” ujar Yustinus saat dihubungi KONTAN, Jumat (27/11). 

Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp 356,5 triliun. Dengan jumlah yang lebih sedikit ini didasarkan pada perkiraan biaya untuk penanganan pandemi Covid-19 yang akan jauh berkurang dibandingkan kondisi di tahun 2020.

Baca Juga: Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali positif?

“Dengan pembukaan ekonomi secara bertahap pun juga diharapkan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi karena adanya multiplier effect,” ujar Yustinus. 

Sehingga pertimbangan alokasi dana PEN tahun depan yang akan dinaikan atau tidak bergantung pada kinerja ekonomi di tahun 2020. “Sebaiknya kita tetap pantau dulu kinerja ekonomi tahun ini sehingga perubahan untuk penyesuaian APBN 2021 akan mengikuti. Bersabar saja,” tutupnya. 

Selanjutnya: Program PEN diharapkan menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×