kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor batubara Indonesia terancam oleh kebijakan baru China


Selasa, 22 Desember 2020 / 09:54 WIB
Ekspor batubara Indonesia terancam oleh kebijakan baru China
ILUSTRASI. Exspor batubara terancam oleh kebijakan baru China.? ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah


Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Nasib ekspor batubara Indonesia berpotensi tertekan kembali. Pasalnya, China mulai memprioritaskan pengembangan energi non-fosil, serta berupaya mengganti energi tinggi karbon dengan energi rendah karbon dan energi fosil dengan energi terbarukan.

Padahal, China adalah salah satu pasar utama ekspor batubara Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batubara Indonesia sepanjang tahun 2019 sebanyak 374,94 juta ton, naik hampir 10% dibandingkan ekspor batubara tahun 2018 yang hanya 343,12 juta ton. Dari jumlah tersebut, ekspor batubara ke China sebanyak 65,67 juta ton tahun 2019 dan 48,14 juta ton tahun 2018.

China merupakan pasar ekspor batubara Indonesia terbesar kedua setelah India. Tahun 2019, ekspor batubara Indonesia ke India sebanyak 121,69 juta ton.

Secara nilai, ekspor batubara Indonesia sepanjang tahun 2019 mencapai US$ 18,96 miliar. Dari jumlah itu, ekspor batubara Indonesia ke China mencapai US$ 3,14 miliar.

Baca juga: Pejabat AS ramai-ramaikan siarkan suntik vaksin virus corona

Merujuk pemberitaan Kompas, dari sebuah buku putih yang dirilis Pemerintah China pada Senin (21/12/2020) sebagaimana dilansir dari Xinhua, negara tersebut memfasilitasi penggunaan energi matahari, pengembangan energi angin, energi air, serta energi nuklir yang aman dan terstruktur.

Mereka menggenjot penggunaan sumber energi baru dan terbaruka itu sembari memajukan pengembangan energi biomassa, panas bumi, dan tenaga laut sesuai dengan kondisi setempat. Hal itu tertuang dalam buku putih berjudul Energi di Era Baru China yang dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara China.

China mendorong tingkat pemanfaatan energi terbarukan secara keseluruhan, dengan tingkat konsumsi rata-rata nasional tenaga angin mencapai 96 persen, tenaga surya fotovoltaik 98 persen, dan tenaga air di lembah-lembah sungai utama mencapai 96 persen pada 2019.

"Pengembangan dan pemanfaatan energi non-fosil merupakan elemen utama dari peralihan menuju sistem energi rendah karbon dan ramah lingkungan," ungkap buku putih tersebut.

Selain memprioritaskan energi non-fosil, negara itu juga mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi fosil yang bersih dan efisien. Batubara masih menjadi sumber energi dasar, sambung buku putih tersebut, seraya menambahkan bahwa produksi tahunan batubara mentah di negara itu berkisar antara 3,41 miliar ton hingga 3,97 miliar ton sejak 2012.

Baca juga: Buruan, lelang mobil dinas harga Rp 29 juta, Grand Escudo & Stream ditutup hari ini

China berupaya memfasilitasi pemanfaatan batubara yang aman, cerdas, dan ramah lingkungan. Sejak 2016 hingga 2019, China rata-rata memangkas lebih dari 900 juta ton kapasitas produksi batubara usang per tahun. "Pembangunan ramah lingkungan di sektor energi memainkan peran penting dalam mengurangi emisi karbon," tulis buku putih tersebut.

Buku putih itu juga memaparkan bahwa pada 2019, intensitas emisi karbon di China menurun sebesar 48,1 persen dibandingkan dengan 2005. Capaian tersebut melampaui target pengurangan intensitas emisi karbon sebesar 40 hingga 45 persen antara 2005 dan 2020, membalikkan tren pertumbuhan cepat emisi karbon dioksida.

Selanjutnya: Vaksin corona gratis, ini anggaran yang disiapkan Menteri Sri Mulyani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×