Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
Ketiga yang tak kalah penting disampaikan Erick, ialah monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan skenario normal masing-masing BUMN menjadi tanggung jawab direktur utama BUMN dan dilaporkan berkala kepada deputi SDM Kementerian BUMN.
Transformasi BUMN dalam menghadapi new normal di antaranya dalam bentuk flexible working arrangement, dimana BUMN harus dapat menerapkan pola kerja yang fleksibel seperti, WFH, virtual meeting dan lainnya.
Baca Juga: Penerapan new normal dapat menjadi katalis positif bagi pengusaha makanan minuman
Kemudian BUMN wajib menerapkan protokol kesehatan seperti jaga kebersihan, jaga jarak, pemakaian masker dan cuci tangan. Transformasi lainnya dari BUMN ialah BUMN harus mengakselerasi penerapan teknologi informasi dan komunikasi seperti e-office, digital monitoring dan evaluasi big data analytics, cloud computing dan lainnya.
"Semua BUMN punya dash board-nya ada di Apps BUMN, seperti Garuda dan lainnya harus ada itu, ini yang kami pastikan pengawasan kepada implementasi jadi biar ngga cuma teori aja, supaya masyarakat dan wakil rakyat bisa juga mengawasi implementasi di BUMN," terangnya.
Diberikan contoh misalnya di perusahaan plat merah yaitu Angkasa Pura beroperasi dengan menerapkan langkah-langkah komprehensif diantaranya, sterilisasi pesawat menggunakan desinfektan secara rutin, pesawat yang tiba dari negara terindikasi Covid-19 diposisikan pada parkir pesawat khusus, penumpang dan crew dipantau temperatur tubuhnya dan wajib mengisi healtĀ alertĀ card dari Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Ini upaya Bappenas dalam mewujudkan masyarakat produktif dan aman Covid-19
Lalu penumpang dan crew yang menunjukkan gejala dibawa ke ruang isolasi sementara untuk dilakukan observasi, dan petugas dilarang menyentuh boarding pass atau ID card pasport penumpang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News