kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Epidemiolog: Vaksinasi dan Imunitas Menjadi Senjata Utama Penyelesaian Covid-19.


Minggu, 13 Maret 2022 / 22:11 WIB
Epidemiolog: Vaksinasi dan Imunitas Menjadi Senjata Utama Penyelesaian Covid-19.
ILUSTRASI. Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan situasi pandemi saat ini masih ada dan potensi penularan Covid 19 masih terjadi.

Dalam diskusi bertajuk “Bersiap Hidup di Era Endemi” Sabtu (12/3) Pandu menjelaskan, dengan kondisi potensi penularan virus covid 19 yang masih ada hingga saat ini vaksinasi dan imunitas masyarakat menjadi senjata utama dalam penyelesaian kasus covid 19 di Indonesia.

“Kalau Indoensia mau menjadi negara pertama yang menyelesaikan pandemi ini, vaksinasi harus ditargetkan 100%. Saat ini target dari Kemenkes 70% penduduk yang memiliki imunitas. Namun kalau saya bukan 70% tapi 100% agar tidak ada 30% yang tertinggal dan menyebabkan penularan, Ujar Panji.

Panji menambahkan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan bulan November hingga Desember tinggat Imunitas penduduk Indonesia sudah mencapai 85 % - 90 %. Namun masih ada seitar 15 % yang tidak pernah terinveksi covid 19 dan belum mendapatkan vaksinasi. Kelompok ini diprediksikan berasal dari kelompok lansia dan komorbid yang beresiko memperparah covid hingga meninggal.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 13 Maret: 11.585 Tambah Kasus Baru, Meninggal 215

“Kita bisa lihat ya, data kematian yang tinggi memang lansia dan masyarakat yang memiliki riwayat komorbid. Namun data kematian bisa rendah kalau mereka semua di vaksinasi sehingga mereka memiliki imunitas yang baik. Jadi imunitas jadi senjata utama kita kalau kita mau menyelesaikan pandemi, tutur panji.

Lebih lanjut panji menegaskan, sulit untuk menekan laju virus ini. Namun kita dapat menekan resiko untuk menjadi parah dan resiko untuk meninggal. Saat Ini yang sedang dihadapi adalah virus yang terus berevolusi. Dan revolusi dari virus ini sulit di prediksi. Karena itu yang dapat mengatasi masalah ini hanya imunitas dalam tubuh.

Panji memberikan contoh, varian omicrom merupakan varian covid yang penularanya sangat tinggi. Namun berbeda dengan kasus varian Delta, pada kasus omicron tingkat yang dirawat di rumah sakit hingga kasus kematian menurun tidak separah Delta.

“Lalu kenapa bisa jadi sedemikian? Hal ini karena imunitas penduduk sudah cukup tinggi. Artinya sebagian besar penduduk pernah terinveksi, sehingga membentuk antibodi dan gabungan dari vaksinasi yang sudah dilakukan oleh sebagian penduduk,” tutup pandu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×