Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah menerbitkan beragam instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui utang, yang salah satunya berbentuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara.
Selama enam tahun instrumen ini sejak tahun 2008 hingga Desember 2013, akumulasi penerbitannya sudah mencapai Rp 191,78 triliun. Jenis mata uang yang diterbitkan dalam SBSN adalah rupiah dan dollar Amerika Serikat dengan tenor mulai dari enam bulan hingga 30 tahun.
Total sukuk yang diperdagangkan di luar pemerintah atau berada di tangan investor sebesar Rp 169,29 triliun.
Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan mengatakan target penerbitan SBSN di tahun ini adalah sebesar Rp 60,37 triliun. "Atau 16,3% dari target penerbitan Surat Berharga Negara 2014," ujar Robert, Rabu (5/2).
Robert menjelaskan penerbitan SBN secara total ditargetkan Rp 360 triliun tahun ini. Lelang SBSN sendiri di tahun ini dijadwalkan akan dilakukan 20 kali yang menawarkan seri sukuk berbasis projek (PBS) dan surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S).
Dua puluh kali lelang SBSN ini sebagian besar akan dilakukan di pasar domestik. Namun ada juga yang akan dilakukan di pasar global dalam bentuk global sukuk bermata uang dolar Amerika Serikat (AS). Sayangnya, Robert belum mau menjelaskan lebih detil rencana penerbitan dalam bentuk global sukuk.
Adapun hingga januari 2014 kemarin, realisasi penerbitan sudah mencapai Rp 4,59 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News