kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Enam Investor Berebut Proyek Kereta Api Kalteng


Senin, 28 Juni 2010 / 10:18 WIB
Enam Investor Berebut Proyek Kereta Api Kalteng


Sumber: Kontan |

JAKARTA. Sebanyak enam investor, baik dari dalam maupun luar negeri, bersaing untuk memperebutkan proyek rel kereta api khusus batubara Puruk Cahu-Bangkuang, di Kalimantan Tengah. Sejatinya, ada 15 pemodal yang berminat, tapi hanya enam yang mengajukan proposal.

Dari keenam investor yang bakal menggarap proyek senilai US$ 1,5 miliar itu, empat di antaranya adalah penanam modal asing yang berasal dari Jepang, Korea Selatan, China, dan salah satu negara Eropa. Sisanya, adalah lokal, yakni PT Bakrie Indo Infrastructure dan PT Mega Guna Ganda Semesta. "Pemerintah Kalimantan Tengah saat ini sedang melakukan evaluasi proposal yang masuk," kata Direktur Pengembangan Kemitraan Pemerintah dan Swasta Badan Perencanaan Pembangunan Nasioanl (Bappenas) Bastary Pandji Indra, akhir pekan lalu.

Targetnya, pada 9 Juli 2010 nanti, pemerintah sudah bisa memutuskan siapa yang bisa mengikuti proses tender dengan cara menerbitkan surat keputusan daftar peserta tender. Dengan begitu, sekitar bulan Oktober atau November mendatang, tender bisa segera digelar. Sehingga, "Pembangunan fisiknya bisa dimulai pada 2011," ujar Bastary.

Catatan saja, awalnya pemerintah menetapkan batas akhir pengajuan dokumen prakualifikasi pada 21 Mei 2010 lalu. Tapi, karena ada permintaan perpanjangan waktu, deadline penyerahan dokumen mundur menjadi tanggal 4 Juni 2010 lalu.

Tapi, dari 15 investor yang semula berminat mengikuti tender proyek dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta alias public private partnership (PPP) tersebut, akhirnya, hanya enam yang mengajukan dokumen. "Karena keterbatasan kemampuan pembiayaan," imbuh Bastary.

Maklum, investor harus memiliki kas sedikitnya US$ 2 juta dan total aset minimal US$ 10 juta untuk bisa mengikuti tender proyek rel kereta api, yang membentang dari Kabupaten Murung Raya hingga Barito Selatan sepanjang 185 kilometer ini.
PLTS Bandung

Selain rel keretaapi PurukCahu-Bangkuang, pemerintah juga menawarkan proyek Tempat Pembuangan Sampah Terpadu sekaligus Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) Bandung. "Proyek ini cukup mendesak karena kalau sampai tahun 2011 mendatang belum juga dibangun, Bandung akan kembali mengalami masalah dengan sampah," tegas Bastary.

Menurut Bastary, proyek yang sebetulnya sudah digagas sejak 2005 ini sekarang sedang memasuki tahap persiapan dokumen prakualifikasi. Targetnya, akhir Juli nanti proses ini sudah kelar. "Pembangunan fisiknya awal 2011 mudah-mudahan bisa dilaksanakan," ujar dia.

Proyek pembangkit berkapasitas 7 megawatt (MW) tersebut menelan biaya sebesar US$ 95 juta. Bastary mengungkapkan, sudah ada 80 investor lokal dan asing yang menyatakan berminat atas proyek ini. Tapi, belum ketahuan berapa akhirnya yang menyampaikan proposal.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Siswadiminati bilang, investor yang menyatakan minatnya, misalnya adalah Korean Energy Power dari Korea dan Hitochu Corporation asal Jepang. "Padahal, kami baru saja market sounding," katanya. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×