Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah mengklaim, ada empat investor yang menyatakan minat menggarap proyek rel kereta api angkutan batubara di Kalimantan Tengah. Proyek ini membentang antara Puruk Cahu-Bangkuang sepanjang 185 kilometer (km) dengan perkiraan nilai proyek US$ 1,5 miliar - US$ 3 miliar.
Dedy S. Priyatna, Deputi Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, peminat proyek ini antara lain, PT Bakrieland Development Tbk yang menggandeng investor asing, lalu Itochu Corporation Jepang, serta dua lainnya investor dari China dan Inggris.
Rencananya, pemerintah akan menggelar tender proyek ini pada November 2012 mendatang. Selanjutnya diharapkan pada Maret-April 2013 sudah ada penetapan pemenang tender.
Pemerintah akan memberikan waktu selama enam bulan bagi pemenang tender untuk memastikan pendanaan proyek. Kalau semuanya lancar, paling lambat Oktober atau November 2013, pemerintah berharap proyek ini sudah bisa mulai jalan. Dengan begitu target beroperasi pada 2015 bisa terlaksana.
Untuk memperlancar para investor saat mencari pendanaan, pemerintah pun telah bersiap untuk memberikan jaminan. Jaminan proyek akan diberikan pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Adapun jaminan ini berupa risiko pencabutan konsesi, perizinan, perubahan aturan karena proyek kereta api pengangkut batubara ini sifatnya jangka panjang. Jaminan lain juga diberikan terkait kepastian tata laksana proyek ini.
Jaminan ini diberikan karena kereta api termasuk infrastruktur publik. "PT PII sekarang sudah setuju dan sekarang mereka sedang melakukan review proyeknya," tambah Dedy.
Proyek tersebut dibangun untuk menghubungkan lima kabupaten di Kalimantan Tengah; Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur dan Kapuas. Selain itu, jalur kereta api tersebut juga akan menghubungkan daerah-daerah pertambangan di pedalaman Barito dengan Pelabuhan Lupak Dalam yang berlokasi di bagian Selatan Kalimantan dan berada di tepi Laut Jawa.
Dedi menjelaskan, semula pemerintah memperkirakan, nilai proyek rel kereta ini sebesar US$ 2 miliar. Tapi, belakangan perkiraan nilai proyek membengkak lantaran ada pengalihan rute.
Alhasil, perkiraan biaya proyek membengkak sekitar US$ 1 miliar. "Sebelumnya jaraknya hanya sekitar 10 meter hingga 100 meter dari sungai, sehingga jalurnya menjadi lebih panjang, ini yang mengakibatkan nilai proyeknya bertambah," kata Dedy.
Pemerintah berharap, nantinya rel kereta ini bisa bermanfaat untuk mengangkut 30 juta ton batubara. Maklum, selama ini angkutan batubara di Kalimantan banyak mengandalkan lalu lintas sungai Kapuas. Penggunaan lalu lintas sungai hanya bisa mengangkut sekitar 5 juta ton batubara per tahunnya.
Penggunaan rel bisa mempersingkat waktu angkut. Kalau selama ini waktu angkut memerlukan dua sampai dengan tiga minggu, nanti bisa lebih singkat. "Ongkos transportasi batubara dari lokasi pertambangan menuju pelabuhan bisa menjadi lebih murah," terang Dedy.
Proyek rel kereta Puruk Cahu -Bangkuang merupakan salah satu proyek prioritas dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pemerintah rencananya juga akan menggunakan dana viability gap fund (VGF) untuk memberikan dukungan terhadap proyek ini. Meskipun saat ini aturan main penggunaan dana VGF belum kelar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News