Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengungkap, ada empat investor yang berminat untuk terlibat mengelola bandara Soekarno Hatta. Menurut Mustafa, empat investor itu berasal dari Prancis, Singapura, Belanda, dan Korea Selatan.
Namun, kata Mustafa, pemerintah belum menyikapi tawaran kerja sama itu. Sebab, saat ini pemerintah fokus pada rehabilitasi bandara Soekarno-Hatta yang dikelola PT Angkasa Pura II. "Angkasa Pura II kita beri kesempatan untuk menyelesaikan grand design peremajaan dan pemugaran bandara," kata Mustafa usai menghadiri pengarahan Presiden kepada peserta program pendidikan reguler Lemhanas angkatan XLIV di Istana Negara, Senin (11/10).
Menurutnya, setelah grand design selesai, pemerintah akan menilai sejauh mana tingkat kebutuhan pemugaran bandara, seberapa jauh dukungan manajemen yang dibutuhkan, serta berapa besar modal yang dibutuhkan untuk mengelola bandara. Mustafa menjelaskan, setelah itu baru menentukan apakah perlu kerjasama dengan pihak swasta lokal atau asing.
Mustafa menambahkan, jika Kementerian BUMN memutuskan membagi pengelolaan bandara Soekarno Hatta antara Angkasa Pura II dan pihak investor, tentu saja ada kurun waktu kerjasama tertentu yang akan ditetapkan. "Itu akan diset nanti, presentasi kepemilikan, dan sistem konsesi sehingga ini hanya ada dalam kurun waktu kerjasama," kata mantan Direktur utama Perum Bulog itu.
Dengan demikian, menurut Mustafa, akan ada join manajemen dalam mengelola bandara Soekarno Hatta dalam kurun waktu tertentu. "Habis kurun waktu itu sepenuhnya diambil alih dan dilanjutkan tenaga kita sendiri," terangnya.
Namun, Mustafa menegaskan, hingga saat ini Kementerian BUMN belum sedikit pun membagi pengelolaan bandara Soekarno Hatta dari tangan Angkasa Pura II kepada para investor itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News