kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.054   70,33   1,01%
  • KOMPAS100 1.054   13,86   1,33%
  • LQ45 829   11,75   1,44%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 423   6,45   1,55%
  • IDXHIDIV20 509   7,25   1,44%
  • IDX80 120   1,59   1,34%
  • IDXV30 125   0,66   0,53%
  • IDXQ30 141   1,87   1,34%

Elektabilitas Jokowi bikin PDIP serba salah


Kamis, 09 Januari 2014 / 20:19 WIB
Elektabilitas Jokowi bikin PDIP serba salah
ILUSTRASI. Obligasi Negara.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Teras Narang menilai, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo yang terus naik dari waktu ke waktu membuat situasi di PDI-P menjadi serba salah. Dia menilai tingginya elektabilitas Jokowi itu adalah situasi yang membanggakan sekaligus mengkhawatirkan bagi partainya.

"PDI-P tentu akan memberikan apresiasi terhadap survei masyarakat. Kami bangga terhadap survei kader kami (Jokowi), tapi kondisi ini juga mengkhawatirkan," kata Teras di Jakarta, Kamis (9/1/2014).

Fenomena tersebut membanggakan karena PDI-P bisa memiliki kader yang dipuja-puja dan diinginkan masyarakat. Itu artinya, sistem kaderisasi di tubuh PDI-P berjalan dengan sukses. Namun, kondisi itu juga mengkhawatirkan karena partainya seolah-olah seperti dipaksa untuk cepat mendeklarasikan siapa capresnya. Padahal menurutnya, memutuskan capres yang akan diusung oleh suatu partai bukanlah hal yang mudah. Menurutnya, hal ini membutuhkan waktu yang panjang.

"Kenapa sih kok didorong-dorong terus, dalam tanda kutip dipaksakan untuk menentukan. Tolong dong kami diberikan waktu dan kesempatan," ujar Teras.

Oleh karena itu, Teras berharap masyarakat bersabar menunggu PDI-P mendeklarasikan bakal capresnya. Pencapresan tersebut akan terjawab pada waktunya. "Intinya kami pasti akan mendengarkan suara masyarakat. Suara masyarakat itu kan suara tuhan. Tapi ya sabar, tunggu waktu yang tepat," pungkasnya.

Dukungan untuk Jokowi terus melejit seandainya pemilu digelar hari ini, setidaknya berdasarkan rangkaian survei yang digelar Kompas. Namun, tren serupa tak terjadi untuk partai yang membesarkannya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Bila suara Jokowi melompat dari 17,7 persen menjadi 43,5 persen dalam rentang waktu setahun, 2012 hingga 2013, dukungan untuk PDI-P justru melorot.

Pada Desember 2012, rilis pertama rangkaian survei KompasĀ  mendapati dukungan untuk PDI-P pada kisaran 13,3 persen. Angka tersebut melompat menjadi 23,6 persen pada putaran kedua survei yang dipublikasikan pada Juni 2013. Namun dukungan untuk PDI-P turun menjadi 21,8 persen pada survei ketiga. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×