kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekspor Indonesia tumbuh 12,24% pada Januari 2021 kendati ada pandemi


Kamis, 25 Februari 2021 / 18:26 WIB
Ekspor Indonesia tumbuh 12,24% pada Januari 2021 kendati ada pandemi
ILUSTRASI. Ekspor Indonesia tumbuh 12,24% pada Januari 2021 kendati ada pandemi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Januari 2021, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 15,30 miliar. Angka ini lebih rendah 7,48% dibandingkan Desember 2020 (month on month/mom) tetapi tumbuh 12,24% dibandingkan Januari 2020 (year on year/yoy).

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, penurunan ekspor secara bulanan ini lebih dikarenakan adanya musim liburan yakni Natal dan Tahun Baru dan pasar yang dianggap slowdown di 3 bulan pertama. Namun, dia mengatakan terdapat perbaikan kinerja ekspor baik dari sisi migas maupun non migas.

"Kalau kita lihat ekspor secara keseluruhan, terjadi pertumbuhan yang sehat yaitu 12,24%, pertumbuhannya dari Januari 2021 dengan Januari 2020. Seperti yang kita tahu di Januari 2020 itu masih belum terjadi pandemi, belum terjadi PSBB, tapi angka ekspor kita melampaui lebih dari 12%," ujar Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (25/2).

Adapun, nilai ekspor migas tercatat sebesar US$ 0,88 miliar tumbuh 8,31% yoy dan nilai ekspor non migas sebesar US$ 14,42 miliar atau tumbuh 12,49% yoy.

Baca Juga: Wamendag sebut perjanjian perdagangan bermanfaat untuk diversifikasi ekspor

Lutfi pun menyebut, negara tujuan dengan nilai ekspor tertinggi yakni China, Amerika Serikat, Jepang, India, Malaysia.

Khusus untuk ekspor non migas, meski secara bulanan terjadi penurunan, tetapi masih ada produk yang mengalami pertumbuhan positif. Produk dengan pertumbuhan tertinggi mulai dari tembaga dan produknya yang tumbuh 47,49%, bahan kimia anorganik sebesar 41,11%, pulp tumbuh 19,05%, batubara tumbuh 8,72%, karet dan produknya tumbuh 7,22%.

Lutfi menyebut 10 produk yang masih mendominasi ekspor non migas yakni lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, kendaraan dan bagiannya, karet dan barang dari karet, mesin dan peralatan mekanis, alas kaki, berbagi produk kimia dan bijih, terak dan abu logam. Menurut Lutfi, ekspor 10 barang tersebut masih mencatat pertumbuhan yang positif secara yoy.

"Kalau kita lihat secara yoy, kita bisa melihat  10 top ekspor non migas membukukan pertumbuhan positif," ujar Lutfi.

Misalnya, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati tercatat sebesar US$ 2,36 miliar di Januari 2021 tumbuh 55,05% dibandingkan Januari 2020 yang sebesar US$ 1,5 miliar.

Nilai ekspor bahan bakar mineral pun tercatat sebesar US$ 1,88 miliar tumbuh 6,78% dari Januari 2020, lalu ada besi dan baja yang tumbuh 21,03% yoy menjadi US$ 0,99 miliar.

Meski demikian, Lutfi juga menyebut terdapat produk non migas dengan pelemahan terbesar pada Januari 2021 ini bila dibandingkan Desember 2020. Produk tersebut yakni bijih logam turun 44,39%, kopi, teh dan rempah turun 33,14%, timah dan produknya turun 26,73%, bahan kimia organik 22,70% serta ikan dan udang 18,72%.

Selanjutnya: Wamendag sebut perjanjian dengan Mozambik beri keuntungan ganda bagi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×