kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Eksistensi SBY dan Demokrat Mengkhawatirkan


Senin, 28 Oktober 2013 / 20:34 WIB
Eksistensi SBY dan Demokrat Mengkhawatirkan
ILUSTRASI. Batubara Adaro Energy (ADRO)


Sumber: TribunNews. | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi menilai eksistensi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan karena sikapnya belakangan ke publik.

Menurut Kristiadi, sikap SBY yang marah-marah di depan publik seperti ketika tersinggung soal kedekatannya dengan Bunda Putri, manuver ormas Persatuan Pergerakan Indonesia pimpinan mantan Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, meneguhkan bahwa sikap SBY panik.

"Bagi saya itu sangat buruk sekali bagi Partai Demokrat yang sekarang mencoba mengambil hati rakyat lewat media. Tapi sekarang instrumen dia lewat media yang dulu betul-betul bermanfaat bagi dia sekarang menjadi lawan terbuka," ujar Kristiadi di FX Plaja, Jakarta, Senin (28/10/2013).

Kristiadi mengimbau, jika SBY ingin mengembalikan powernya, tidak lewat cara yang menjatuhkan reputasinya, dengan menyalahkan media seolah-olah telah mengulitinya dan partainya. Dan cara SBY memosisikan dirinya sebagai korban sudah tidak mempan lagi seperti awal-awal masa pemerintahannya.

"Apa yang dilakukan SBY sebagai sesuatu yang berbanding terbalik dengan usahanya memperbaiki imej di depan masyarakat. Karena sudah berlawanan dengan instrumen yang harus dia yakinkan bahwa dia tidak seburuk itu. Bahasanya mungkin dia panik dalam arti kata, kok apa yang diomongkan selalu salah," ujarnya.

Seharusnya, tambah Kristiadi, mendekati pemilu, sebagai negarawan, SBY, mengejar ketertinggalan yang terus dikritik media, bukan justeru marah-marah ke publik. Karenanya, SBY lebih baik berbuat nyata di sisa masa pemerintahannya bukan justeru mengedepankan citra.

Sebelumnya, SBY marah karena kesaksian mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, yang menyebutnya dekat dengan Bunda Putri. Apa yang dilontarkan Luthfi terjadi ketika menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, untuk terdakwa Ahmad Fathanah. Dan SBY pun menganggap Luthfi bohong.

Selain itu, di hadapan ribuan kader Partai Demokrat, SBY menuding ada pihak yang "menguliti" Demokrat. Ia pun meminta semua kader Partai Demokrat untuk tetap solid guna menghadapi tahun pemilihan pada 2014. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×