kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Eksepsi Ditolak, Kasus Misbakhun Terus Bergulir


Rabu, 21 Juli 2010 / 16:08 WIB
Eksepsi Ditolak, Kasus Misbakhun Terus Bergulir


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pengadlian menolak eksepsi terdakwa dugaan penyimpangan Letter of Credit (L/C) Mukhamad Misbakhun dan Direktur Utama Franky Onkowidjojo. Alhasil, hakim melanjutkan persidangan perkara tersebut.

"Menyatakan menolak eksepsi terdakwa dan memerintahkan jaksa penuntut umum untu melanjutkan perkara," kata Ketua Majelis Hakim Pramodana K. Atmadja, saat membacakan putusannya Rabu (21/7).

Dalam pertimbangannya, majelis hakim berpendapat alasan Misbakhun dan Frangky dalam eksepsinya bahwa perkara penerbitan L/C Bank Century masuk ranah hukum perdata itu sudah masuk dalam pokok perkara. Dus, tidak tepat jika menjadi materi dalam eksepsi.

Di samping itu soal bantahan pengenaan pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dinilai hanya dapat dikenakan pada jajaran direksi dan pengurusan perbankan, hakim juga berpendapat bahwa hal tersebut juga telah masuk dalam pokok perkara.

Misbakhun dan Franky Ongkowardojo didakwa memalsukan sejumlah dokumen terkait L/C tersebut. Selaku pemilik sah deposito, seolah-olah mereka menyerahkan deposito sebesar US$4,5 juta kepada Bank. Deposito itu sendiri seakan diterima dengan cara menyerahkan surat gadai atas deposito tanggal 22 November 2007 yang ditandatangani Franky Ongko dan Misbakhun sebagai pihak yang menyerahkan Deposito. Permohonan LC dari PT Selalang Prima International tidak sesuai prosedur sehingga menyebabkan Bank Century mengalami kerugian atau kredit macet.

Misbahkun dan Franky kemudian didakwa dengan pasal 49 ayat 1 UU No 10 tahun 1998 jo 55 ayat 1 KUHPidana dan juga didakwa pasal 264 ayat (2) jo pasal 55 ayat (1) KUHPidana karena sengaja menggunakan surat dagang palsu dan pasal 263 ayat (1) jo pasal 55 ayat (1) KUHPidana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×