Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
Eric menambahkan berbagai stimulus fiskal yang sudah diberikan pemerintah akan sedikit membantu pertumbuhan ekonomi tidak di level negatif. Proyeksi Eric sepanjang kuartal II-2020 pertumbuhan ekonomi dalam negeri hanya bertengger di level 0,9% secara tahunan.
“Daripada dengan skema-skema pelatihan. Bantuan Langsung Tunai (BLT) cash transfer akan bisa langsung digunakan rumah tangga miskin penerimanya untuk konsumsi,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).
Di sisi lain, Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Perbanas Institute Peter Abdullah lebih pesimistis. Dia prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-20202 akan minus 1%-2% persen secara yoy.
Baca Juga: Ini sektor manufaktur yang masih agresif dobrak pasar ekspor di tengah virus corona
Piter bilang selama bulan Ramadhan dan Lebaran diperkirakan akan ada kenaikan konsumsi secara bulanan khususnya dari mereka yang masih mampu. Alias masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tapi kenaikannya sangat terbatas dan secara tahunan tetap turun signifikan.
“Kenaikan hanya untuk konsumsi makanan, sementara konsumsi non food akan tetap menurun. Tidak ada yang mau belanja baju baru,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).
Menurutnya peningkatan konsumsi pangan untuk sebagian masyarakat yang masih mampu tidak juga cukup menutup penurunan konsumsi masyarakat terdampak yang kehilangan pendapatan.
”Jadi secara keseluruhan konsumsi selama bulan ramadan dan lebaran Kali ini akan menurun sangat signifikan secara yoy. Penurunan konsumsi sudah pasti terjadi karena sebagian dari mereka kehilangan income. Bantuan tidak bisa menggantikan semua income,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News