Reporter: Adinda Ade Mustami, Bidara Pink, Rahma Anjaeni, Venny Suryanto | Editor: Adinda Ade Mustami
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pandemi virus korona Covid-19 menghancurkan perekonomian dunia termasuk Indonesia. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2020 mulai terlihat melambat.
Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun KONTAN, memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 di kisaran 4,18%. Proyeksi ini jauh di bawah proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar 4,5%-4,7% maupun proyeksi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang sebesar 4,3%.
Baca Juga: BI super optimistis menatap prospek ekonomi 2021, pertumbuhan 7%, rupiah 14.900/US$
Perlambatan ini terlihat dari beberapa indikator. Pertama, konsumsi rumah tangga, periode Januari-Maret turun. Penyebabnya antara lain karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Bukan berarti tidak ada belanja masyarakat. Tapi terjadi pergeseran baik dari jenis barang maupun medianya," kata Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana, Minggu (3/5).
Perlambatan konsumsi rumah tangga terlihat dari laju pertumbuhan penjualan ritel melambat, indeks kepercayaan konsumen, nilai tukar petani, impor barang konsumsi, serta kredit konsumsi.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2020 | ||
Institusi | Proyeksi | |
Adrian Panggabean | Bank CIMB Niaga | 3,0% |
Luthfi Ridho | Indo Premier | 3,6% |
Muhammad Faisal | Core Indonesia | 3,6% |
Doddy Ariefianto | Universitas Bina Nusantara | 4%-4,5% |
Josua Pardede | Bank Permata | 4,18% |
Fakhrul Fulvian | Trimegah Sekuritas | 4,2% |
Wisnu Wardana | Bank Danamon | 4,33% |
David Sumual | BCA | 4,53% |
Eric Sugandi | Institut Kajian Strategis | 4,6% |
Kementerian Keuangan | 4,5%-4,7% | |
Bank Indonesia | 4,3% | |
Sumber: Wawancara KONTAN |
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencatat, penjualan ritel Januari-Maret 2020 akan turun 5,4% year on year (yoy). Padahal, pada periode yang sama tahun lalu masih tumbuh 10,1% yoy.
Impor barang konsumsi, sepanjang kuartal I tahun 2020 juga cuma naik 7,1% yoy, lebih rendah dari kuartal 2019 sebesar 8% yoy. Kredit konsumsi melambat jadi 5,4% yoy ketimbang 2019 sebesar 9% yoy.