Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Harapan pemerintah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 5,3% pada semester I-2014 sepertinya tinggal angan-angan. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2014 menunjukkan perlambatan terutama dari konsumsi rumah tangga.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, indikasi perlambatan ekonomi domestik di kuartal II-2014 ini terlihat, diantaranya, dari melambatnya indeks penjualan eceran dan penjualan mobil. Berdasarkan survei penjualan eceran BI, pada Mei 2014 indeks penjualan riil (IPR) hanya tumbuh 15%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 15,9%.
Perlambatan pertumbuhan ini terutama didorong oleh menurunnya kinerja penjualan riil kelompok barang budaya dan rekreasi yang berkontraksi 11%, diikuti dengan perlambatan pertumbuhan di kelompok makanan, minuman dan tembakau dari 20,7% pada April 2014 menjadi hanya 17,7% pada Mei 2014.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati bilang, turunnya pertumbuhan IPR pada Mei 2014 ini mengindikasikan adanya penurunan daya beli masyarakat. "Kalau penurunan daya beli sudah merembet ke barang kebutuhan primer seperti makanan, artinya konsumsi masyarakat secara keseluruhan bisa turun," jelas Enny, baru-baru ini.
Padahal, selama ini konsumsi rumah tangga menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang utama. Bila konsumsi masyarakat mulai tergerus, Enny khawatir pertumbuhan ekonomi kuartal II-2014 tak akan lebih besar dari kuartal I-2014 yang hanya 5,21%.
Bila pertumbuhan ekonomi kuartal II-2014 hanya sama seperti kuartal I-2014, artinya sampai semester I-2014 realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,2%.
Padahal, sebelumnya Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan, pada semester I-2014 ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3%. Untuk mencapainya, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2014 setidaknya harus sekitar 5,4% - 5,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News