kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.609.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.179   1,00   0,01%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Ekonom: Waspadai kenaikan bunga The Fed 2018


Minggu, 16 November 2014 / 12:08 WIB
Ekonom: Waspadai kenaikan bunga The Fed 2018
ILUSTRASI. Ucapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengakui posisi cadangan devisa Indonesia saat ini yang sebesaf US$ 112,0 miiar cukup untuk menghadapi rencana kenaikan suku bunga Amerika The Fed tahun depan. BI menilai penyesuaian tekanan The Fed oleh pasar sudah terjadi sejak setahun terakhir.

Kepala Ekonom BII Juniman berpendapat, posisi cadangan devisa Indonesia saat ini masih cukup untuk menghadapi tekanan bila terjadi kenaikan suku bunga Amerika tahun depan. Pasalnya, menurut Juniman, kenaikan suku bunga tahun depan masih relatif kecil.

Ia memperkirakan suku bunga negeri paman sam tersebut akan naik 100 bps menjadi 1,25%. Dengan kenaikan 100 bps maka capital outflow atawa arus dana keluar tidak akan signifikan. Investor hanya akan keluar sebentar lalu masuk kembali ke Indonesia sebagai proses penyesuaian.

Menurut Juniman, peluang outflow yang besar baru terjadi pada tahun 2018. "Diperkirakan suku bunga Amerika tahun 2018 akan mencapai 5%. Ini akan terjadi turbulensi pada pasar finansial global khususnya negara berkembang," terangnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (14/11).

Maka dari itu, selama kurun waktu hingga tahun 2018 Indonesia harus mempersiapkan diri. Perbaiki fundamental ekonomi agar investor mau menanamkan investasi jangka panjangnya di Indonesia. Dampaknya, cadangan devisa menebal dan Indonesia siap untuk menghadapi tekanan jangka panjang The Fed.

Di sisi lain, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat, posisi cadangan devisa Indonesia saat ini dibanding utang jangka pendek masih perlu peningkatan lagi. Hitungan David, posisi cadev per akhir Oktober US$ 112,0 miliar hanya cukup untuk pembayaran dua kali utang jangka pendek.

Negara tetangga kapasitasnya empat kali hingga enam kali utang jangka pendek. Maka dari itu, David melihat posisi cadangan devisa Indonesia harus ditingkatka lagi. "Setidaknya hingga tiga kali. Ini penting untuk hadapi gejolak tahun depan," terangnya.

Gejolak yang dimaksudkan oleh David adalah rencana kenaikan suku bunga Amerika. Untuk meningkatkan cadangan devisa, BI bisa memperbanyak instrumen finansial dalam negeri untuk memperdalam pasar. Langkah memperpanjang tenor lelang forex swap (fx swap) valuta asing (valas) yang telah dilakukan BI adalah hal positif. Hanya saja, instrumen pendalaman pasar perlu diperluas lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×