Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I tahun ini akan bisa menyentuh 5,2%. Hal tersebut didorong oleh konsumsi yang diperkirakan tumbuh tinggi.
Berbeda dengan BI, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal justru memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun ini belum akan tembus 5%. "Saya kira agak sulit, saya perkirakan hanya 4,9%," ujar Fithra kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).
Fitra mengatakan, sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan defisit transaksi berjalan (CAD) yang semakin melebar. Defisit neraca perdagangan pun masih terjadi.
Memang, Februari lalu neraca perdagangan mencatat surplus. Namun, surplus tersebut lebih dikarenakan impor yang menurun, khususnya impor non migas, bukan disebabkan kinerja ekspor yang meningkat.
Impor non migas yang menurun itu pun kebanyakan seperti mesin, benda-benda dari besi dan baja, kendaraan dan bagiannya yang memang dibutuhkan industri. Fitra melihat pertumbuhan industri di kuartal I masih akan melambat.
Investasi di kuartal I tahun ini diperkirakan tak tumbuh tinggi lantaran pengaruh pemilu dan pengaruh gejolak global yang masih terjadi. "Mereka masih wait and see," tutur Fithra.
Di sisi konsumsi rumah tangga, Fitra pun tak yakin pertumbuhannya bisa mencapai 5,2%. Meski begitu, dia mengatakan konsumsi berpeluang tumbuh 5%. Dia menjelaskan, meski ada intervensi pemerintah dengan memberikan bantuan sosial, tetapi belum signifikan mendorong konsumsi rumah tangga.
"Yang paling besar dan sangat dominan itu bukan konsumsi kelompok menengah ke bawah. Yang dominan itu konsumsi kelompok menengah ke atas yang sekitar 20%. Kelompok ini terlihat masih menahan konsumsi di kuartal I," jelas Fithra.
Lebih lanjut Fithra mengatakan, bila CAD tahun ini bisa diantisipasi dan dikurangi maka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun bisa mencapai 5,12%. Tetapi bila CAD tetap melebar, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan hanya sekitar 4,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News