kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Target akses air minum 100% lima tahun ke depan sesuatu yang mungkin


Rabu, 27 Februari 2019 / 20:50 WIB
Ekonom: Target akses air minum 100% lima tahun ke depan sesuatu yang mungkin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berharap akses air minum Indonesia dapat terkejar penuh atau 100% dalam lima tahun ke depan. Target ini dinilai tidak sulit tercapai mengingat realisasi capaian hingga akhir tahun 2019 bisa mencapai sekitar 76%.

Ekonom David Sumual mengatakan, infrastruktur air minum merupakan salah satu infrasfruktur yang vital selain listrik, yang harus jadi prioritas pemerintah.

"Air minum ini kalau dilihat dari negara lain penting untuk kualitas sumber daya manusia juga menjaga kesehatan, mengurangi budget negara yang besar untuk kesehatan salah satunya akses air minum," jelas David saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (27/2).

Jika akses air minum menjadi prioritas maka pastinya mengenai anggaran yang di alokasikan akan terbilang besar. Menanggapi perihal anggaran yang disebut Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumdilaga menjadi tantangan, David menjelaskan bahwa pasti banyak skema yang dapat dilakukan pemerintah.

"Pasti banyak skema yang dilakukan kerja sama antara pemerintah dan swasta (KPS) untuk bangun infrastruktur air minum," sambung David.

Selain anggaran yang ditingkatkan teknologi juga menjadi salah satu upaya agar pemerintah dapat mengejar akses air minum hingga 10%.

"Pemeritah memberikan semacam dorongan untuk mendorong akses masyarakat terhasap air minum menggunakan teknologi tepat guna di daerah. Misalnya di negara lain itu banyak yang sebenernya seperti di padang pasir mereka memanfaatkan teknologi dengan air laut misalnya," jelas David.

Namun kembali Indonesia disebut David hanya tinggal memudahkan akses saja, lantaran sumber daya air yang dimiliki masih relatif berlimpah hanya belum distribusi yang belum sempurna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×