kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Tanpa Komunike, Presidensi KTT G20 Tak Mencapai Komitmen Apapun


Minggu, 13 November 2022 / 15:04 WIB
Ekonom: Tanpa Komunike, Presidensi KTT G20 Tak Mencapai Komitmen Apapun
ILUSTRASI. Apabila tidak mencapai Komunike maka dapat dikatakan sebagai bentuk kegagalan penyelenggaraan presidensi G20. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan tidak apa apa, apabila KTT G20 kali ini tidak menghasilkan leader’s communique atau Komunike. Sebab kondisi global saat ini terbilang kompleks. Meki begitu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, apabila tidak mencapai Komunike maka dapat dikatakan sebagai bentuk kegagalan penyelenggaraan presidensi G20. 

Sebab, saat presidensi G20 di Roma Italia tercapai G20 leader’s declaration atau Komunike yang berisi 61 poin pernyataan. Padahal, saat itu terdapat tensi perang dagang yang meningkat.

Meskipun Komunike KTT G20 bersifat non-binding atau tidak mengikat, namun Bhima mengatakan, adanya Komunike memberi arahan yang jelas kepada pemimpin dunia dalam memandang isu isu strategis kedepan. Misalnya terkait bagaimana kerangka kebijakan multilateral karena masalah resesi.

Baca Juga: Bank Dunia: Tingkat Utang Negara Berkembang Meningkat Tajam di Tahun 2021

Bhima berharap Komunike dapat tercapai meski Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir secara fisik pada KTT G20 di Bali Indonesia. Bhima menilai, kemungkinan adanya perdebatan yang alot karena Komunike yang diharapkan berupa pengakhiran perang di Ukraina.

Meski begitu, Bhima mengatakan, Indonesia seharusnya bisa mendorong sebagai juru damai dan mendorong tercapainya Komunike dalam presidensi G20 kali ini.

Lebih lanjut Bhima mengatakan, anggaran penyelenggaraan presidensi G20 terasa sia-sia apabila tidak ada Komunike dalam Presidensi KTT G20 kali ini di Indonesia.

“Tanpa Komunike bisa dikatakan KTT G20 tidak mencapai kesepakatan apapun,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (13/11).

Sementara itu, Menurut Luhut, mencapai komunike atau tidak, yang penting perhelatan pertemuan G20 di bawah pimpinan Indonesia sudah menghasilkan banyak kesepakatan di berbagai bidang dan kalau dihitung dari sisi ekonomi, memiliki nilai ekonomi yang tak kecil.

"Kalau pada akhirnya tidak mencapai leaders komunike, ya sudah gak papa. Banyak hal yang sudah kami hasilkan, berbagai macam, dan bahkan kalau dihitung dari sisi ekonomi sudah mencapai miliaran dolar Amerika Serikat (AS)," terang Luhut yang juga sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20, Sabtu (12/11).

Baca Juga: Siang Ini (13/11), Presiden Jokowi Bertolak ke Bali untuk KTT G20

Berbagai kesepakatan ini lahir dari berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, ekonomi, dekarbonisasi, kerja sama restorasi mangrove, dan lain-lain.

Meski begitu, Luhut tetap berharap adanya komunike yang bisa keluar. Namun, kalaupun tak bisa tercapai komunike, yang penting hasil konkrit yang sudah dihasilkan oleh pertemuan G20 dan berbagai upaya yang dilakukan untuk membuat situasi dunia lebih kondusif.  

Sebagai informasi, Komunike merupakan pernyataan bersama para anggota forum G20 yang berisikan komitmen bersama, pernyataan-pernyataan bersama yang ingin disampaikan kepada publik dan biasanya terdiri dari isu-isu global terkini yang menjadi perhatian bersama dan merupakan hasil konsensus anggota forum G20. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×