Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menilai, tahun politik di 2019 mendatang tidak perlu ditakutkan. Sebab, berkaca pada tahun politik di dua periode sebelumnya.
Tony bilang, saat pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2009 dan 2014 lalu, ekonomi Indonesia terbilang aman. Gejolak justru datang dari eksternal yang sedikit berdampak pada ekonomi dalam negeri.
Ia mencontohkan, saat Pilpres tahun 2009 lalu, yang bertepatan dengan subprime mortgage crisis di Amerika Serikat (AS). Hal itu membuat hampir seluruh negara maju mengalami kolaps, termasuk Singapura, lantaran transaksi derivatif negara-negara tersebut cukup dalam.
"Sementara Indonesia tidak terkena karena transaksi derivatif kita dangkal," kata Tony di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/7).
Sementara di 2014, ekonomi Indonesia tertekan harga minyak. Tahun 2014 merupakan tahun terakhir harga minyak menyentuh level Rp 100 per barel.
Hal itu menyebabkan anggaran subsidi baik BBM maupun listrik membengkak hingga sekitar Rp 350 triliun. "Jadi saya yakin sekali tahun politik 2018 bukan tahun yang perlu kita takutkan," tambah Tony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News