Reporter: Choirun Nisa | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Hingga saat ini, rupiah masih menguat. Hal ini dibuktikan dengan grafik inflasi sepanjang 2017 hingga kini masih menunjukkan tanda-tanda stabil.
Ekonom BCA David Sumual memprediksi penguatan rupiah ini dapat terjadi hingga akhir tahun. "Dilihat dari data di Amerika dan di Eropa yang akan mulai melakukan pengurangan kontraksi moneter, mungkin ini hingga akhir tahun," ujar David ketika dihubungi KONTAN pada Senin (11/9).
David menjelaskan, penyebab dari menguatnya rupiah ini disebabkan pengunduran salah satu anggota The Fed, Stanley Fischer. Hal ini kemudian menguatkan indikasi The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga di September. Tak hanya itu, David pun mengatakan, ada spekulasi hingga Desember nanti pun kenaikan suku bunga akan ditunda.
"Jadi, kira-kira rupiah masih bisa stabil di Rp 13.000-Rp 13.500 hingga akhir tahun nanti," kata David.
Dengan penguatan rupiah ini, David memprediksi penguatan ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor-impor dan penerimaan pajak, utamanya dari pajak pertambahan nilai (PPN). Akan tetapi, efek ini bergantung pada gerak ekonomi Indonesia.
"Jika gerak ekonomi kita bagus, daya beli membaik diharapkan permintaan bisa meningkat. Kemudian, dari permintaan tersebut penerima pajak kita akan naik dari PPN. Kita berharap ini efektif," kata David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
