Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ekonom Maybank Indonesia Juniman melihat ruang pelonggatan moneter BI sangat terbatas setelah bank sentral menggunakan kesempatan pelonggaran moneter di bulan ini. Hari ini, Kamis (2010), BI memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.
Sebab, suku bunga acuan saat ini hampir menyamai level credit default swap (CDS) lima tahun yang sebesar 1,5% ditambah dengan outlook inflasi akhir tahun ini yang sebesar 3,2%.
Juniman juga melihat bahwa pelonggaran moneter yang dilakukan BI dalam Rapat Dewan Gubernur bulan ini tidak serta merta meningkatkan pertumbuhan kredit sehingga belum akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Hal tersebut tercermin dari negara Jepang dan Eropa yang telah menerapkan suku bunga rendah, bahkan negatif, tetapi permintaan kredit dan pertumbuhan ekonominya masih stagnan.
Sebab menurutnya, pertumbuhan kredit yang melambat disebabkan oleh peningkatan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dan permintaan kredit yang rendah.
"Maka bank sentral harus pikrikan stimulus moneter ke depannya. Jangan sampai rupiah terkena dampaknya karena suku bunga acuan sudah hampir menyamai CDS dan inflasi. Kalau suku bunga acuan lebih rendah dari itu maka akan membuat investasi portofolio Indonesia tidak menarik lagi," tambah Juniman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News