Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal memproyeksi inflasi bulan Juni dan Juli akan berlanjut hingga bulan Agustus 2016. Meski demikian, ia memperkirakan inflasi bulan ini akan rendah, yaitu 0,02%.
Menurut Faisal, mulainya perubahan cuaca La Nina juga belum berdampak terhadap harga pangan. Harga bahan pangan secara umum pada bulan ini mengalami penurunan menyambung pasca Lebaran. Pantauannya, harga beras sebagai salah satu penyumbang inflasi terbesar masih stagnan.
"Sejauh ini yang kami pantau harga bahan pangan secara umum cenderung turun walaupun ada beberapa yang masih menujukkan tren kenaikan," kata Faisal, Senin (22/8).
Meski demikian, ia memperkirakan adanya sumbangan inflasi yang berasal dari komponen pendidikan, sejalan dengan pembayaran pendidikan tahun ajaran baru untuk SD, SMP, SMA, hingga universitas.
Faisal tak menutup kemungkinan terjadinya deflasi tipis, di bawah 0,1% pada bulan ini. Hal tersebut tergantung besarnya penurunan harga bahan pangan yang bisa mengkompensasi inflasi dari komponen pendidikan.
Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan juga memproyeksi peluang terjadinya deflasi di bulan ini cukup besar. Dengan demikian, peluang penurunan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate yang diumumkan BI akhir pekan lalu sebesar 5,25% semakin besar, menyambung peluang pelonggaran sejak Juli lalu.
"Kalau inflasi diproyeksikan di bawah 4% dengan perkiraan adanya kenaikan tarif tenaga listrik (TTL), berarti (suku bunga 7-Day diturunkan) 5% masih bisa," kata Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News