Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom kompak memperkirakan neraca perdagangan pada November 2022 masih mencetak surplus. Masih ketiban berkah komoditas menjadi salah satu penyumbangnya.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Banjaran Surya Indratomo memperkirakan neraca perdagangan Indonesia masih tetap mengalami surplus pada November 2022 sebesar US$ 4,25 miliar.
Hanya saja, nilai tersebut lebih rendah dari posisi bulan Oktober 2022 yang sebesar US$ 5,67 miliar.
Damhuri melihat, situasi perlambatan ekspor tersebut terjadi karena kondisi permintaan global yang menurun di tengah kembali naiknya kasus Covid-19 di sejumlah negara, terutama China.
Baca Juga: Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia di Bulan November 2022
Namun, di sisi lain, minyak sawit masih menjadi salah satu komoditas penyumbang devisa.
"Minyak sawit menjadi salah satu komoditas penyumbang devisa. Hal ini didukung oleh kenaikan harga yang signifikan pada komoditas tersebut. Tercatat harga minyak sawit naik 9,38% month to month (mtm) pada bulan November 2022," ujar Damhuri kepada Kontan.co.id, Selasa (13/12).
Senada, Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan, neraca perdagangan Indonesia pada November 2022 masih tercatat surplus sebesar US$ 4,51 miliar.
"Tampaknya (surplus) bisa berlanjut sampai akhir tahun depan. Soalnya harga komoditas di pasar global tampaknya masih akan tetap cukup tinggi, sehingga menguntungkan bagi ekspor Indonesia," katanya.
Baca Juga: Menilik Arah Kebijakan Suku Bunga Penjaminan Simpanan LPS di Tahun Depan
Sementara itu, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat menjadi 6,07% year on year (yoy) sejalan dengan penurunan permintaan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Akibatnya, harga-harga komoditas ekspor juga menurun.
Kemudian, pertumbuhan impor diperkirakan juga akan melambat menjadi 2,04% yoy karena menurunnya aktivitas sektor manufaktur yang tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang turun menjadi 50,3 dari 51,8 pada bulan November.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News