Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Pemerintah mematok target inflasi di tahun depan sebesar 3,5%. Itu lebih rendah dari target tahun ini yang sebesar 4 plus minus 1%. Target tersebut berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2018 yang akan dibacakan pemerintah di DPR, siang ini, Rabu (16/8).
Ekonom UI dan Direktur Program INDEF Berly Martawardaya mengatakan, asumsi inflasi di kisaran 3,5% pada RAPBN 2018 cukup realistis meskipun saat ini harga minyak dunia tengah dalam tren naik. Menurut Berly, harga minyak dunia akan sulit tembus US$ 50 per barel.
“Karena, begitu harga naik maka pasokan akan bertambah. Jadi dari segi harga BBM, target inflasi 3,5 % masih realistis,” kata Berly kepada KONTAN, Rabu (16/8).
Dengan penyesuaian harga BBM secara berkala, diharapkan inflasi bisa terkendali. Asal tahu saja, kenaikan atau penurunan harga BBM dilakukan per tiga bulan. “Dengan demikian, maka kenaikan inflasi tidak meloncat seperti dulu yang per tahun atau per dua tahun (penyesuaiannya),” ujarnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga menilai, asumsi inflasi di kisaran 3,5% pada RAPBN 2018 cukup realistis. Hal ini menurut Josua mempertimbangkan koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam hal pengendalian inflasi di daerah.
Oleh karena itu, pada tahun depan, meskipun ada potensi penyesuaian tarif listrik atau LPG yang didorong oleh tren naiknya harga minyak, inflasi menurut Josua masih bisa terkendali.
“Pemerintah dapat berkooridinasi dengan BI dalam hal waktu penyesuaian tersebut yakni di masa panen raya di mana harga komoditas pangan cenderung stabil dan justru mengalami deflasi. Sehingga dampak kenaikan inflasi dari harga yang diatur pemerintah pun relatif dapat terkendali,” ujar Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News