kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Menilai Pembelian Minyak dari Rusia Berisiko


Selasa, 13 September 2022 / 17:27 WIB
Ekonom Menilai Pembelian Minyak dari Rusia Berisiko
ILUSTRASI. Menurut ekonom,ada risiko yang akan dihadapi Indonesia jika tetap nekat membeli minyak mentah dari Rusia. REUTERS/Yoruk Isik


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengaku tengah mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia. Pertimbangan ini diambil karena Moskow menawarkan diskon besar-besaran, dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga minyak di pasar global.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, terdapat risiko yang akan dihadapi Indonesia jika tetap nekat membeli minyak mentah dari Rusia.

Bhima bilang, yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah risiko embargo dari negara barat karena dianggap Indonesia membeli minyak Rusia sebagai support terhadap invasi Ukraina. Padahal pada tahun ini posisi Indonesia bersifat central karena memegang presidensi G20.

Baca Juga: Jokowi Sebut Indonesia Pertimbangkan Beli Minyak Rusia, Ini Respon Kementerian ESDM

Bhima mengkhawatirkan, apabila pemerintah tetap nekat, keuntungan minyak yang dibeli nantinya akan digunakan Rusia untuk melanjutkan operasi militer. Selain itu, dampak embargo dikhawatirkan bisa mengganggu kerjasama perdagangan, investasi bahkan berujung pada terputuskan Indonesia dari sistem pembayaran Internasional.

"Jadi masih belum perlu secara terbuka membeli minyak dari Rusia karena ada risiko," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (13/9).

Analis Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan bahwa kemungkinan besar pembelian minyak mentah dari Rusia akan mengganggu kinerja ekspor dan impor di dalam negeri. Hal ini dikarenakan Indonesia akan mendapatkan tekanan dari banyak negara dikarenakan memaksakan untuk melakukan traksaksi dengan Rusia.

"Bisa saja nanti ada negara yang dilarang ekspor dan impor dengan kita sebagai imbas bertransaksi dengan Rusia," ujar Zuhdi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/9).

Untuk diketahui, Presiden Jokowi tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan India dan China dalam membeli minyak Rusia. Langkah ini dilakukan untuk mengimbangi meningkatnya tekanan dari kenaikan biaya energi.

Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak dari Rusia

"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi dalam wawancara dengan Financial Times seperti yang dilansir Reuters ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia, Senin (12/9) kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×