Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengingatkan akan ada perhentian akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, atau dengan kata lain deselerasi. Ini seiring dengan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai menunjukkan perlambatan pertumbuhan.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada kuartal IV-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 5,01% yoy dari 5,73% yoy pada kuartal III-2022.
Bila pemerintah berdalih ini adalah pola musiman, Eko membantahnya. Ia menunjukkan data pertumbuhan ekonomi pra pandemi Covid-19 atau pada tahun 2019.
Baca Juga: Kerek Proyeksi Perekonomian Global, Ini Sejumlah Pengungkit Ekonomi Versi IMF
Memang ada tren perlambatan pertumbuhan, tetapi tidak setajam tahun lalu. Sebut saja pada kuartal IV-2019, pertumbuhan ekonomi tercatat 4,96% yoy. Ini tak terlalu jauh dari capaian pertumbuhan kuartal III-2022 yang sebesar 4,96% yoy.
Sedangkan pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 tercatat minus 3,49% yoy. Namun, ini menunjukkan kinerja yang lebih baik dari kuartal III-2020 yang minus 5,32% yoy.
"Jadi tidak melulu posisi kuartal IV-2022 ini harus turun. Posisinya bisa juga menanjak. Ini bisa menjadi sinyal awal akselerasi ekonomi akan terhenti," ujar Eko dalam webinar, Selasa (7/2).
Eko mewanti-wanti jangan sampai tren perlambatan ini terus berlanjut. Terlebih, gonjang-ganjing perekonomian global adalah ancaman yang nyata.
Bila pemerintah tidak memiliki kuda-kuda kuat untuk menghadapi gejolak global, bisa saja akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tersendat.
Indef sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 akan melambat dari pertumbuhan pada kuartal IV-2022.
Dari perhitungan mereka, pertumbuhan ekonomi Indonesia periode Januari 2023 hingga Maret 2023 hanya mentok di kisaran 4,9% yoy.
Baca Juga: Ini Modal Indonesia Tetap Tumbuh Kuat pada 2023 di Tengah Melambatnya Ekonomi Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News