Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga-lembaga internasional kompak mengingatkan, ada tantangan yang menghadang laju perekonomian negara-negara pada tahun 2023.
Pun pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tak menampik, ketidakpastian global ini akan memberi pengaruh terhadap perekonomian Indonesia tahun ini.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengingatkan, meski memang ada tantangan yang menghadang, Indonesia masih memiliki amunisi kuat dalam menghadapinya.
"Indonesia memiliki modal cukup, yaitu fundamental ekonomi dan fondasi perekonomian yang cukup kuat. Ini bisa menghadapi ketidakpastian 2023," tutur David kepada Kontan.co.id, Minggu (1/1).
Modal ini berupa, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 yang masih solid dan bisa di atas 5%.
Baca Juga: Aprindo Optimistis Pertumbuhan Kinerja Ritel Akan Lebih Baik pada 2023
Kemudian, inflasi yang lebih rendah dari perkiraan semula. David memperkirakan, inflasi 2022 sebesar 5,4%-5,5% secara tahunan.
Meski memang ini masih di atas target BI, tetapi capaian inflasi di tahun lalu lebih rendah dari perkiraan semula yang di atas 6%.
Selain itu, David menilai ketahanan eksternal Indonesia masih mumpuni. Terlihat dari neraca transaksi berjalan yang berpotensi surplus pada tahun 2022.
David yakin, capaian pada tahun 2022 masih bisa dilanjutkan pada tahun 2023. Dengan demikian fondasi Indonesia lebih kuat untuk menghadapi tantangan 2023.
Dengan kondisi ini, David memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan berada di kisaran 4,5% hingga 5,3% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News