Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senat Amerika Serikat gagal meloloskan rencana anggaran pemerintah. Ini menyebabkanpemerintah AS tidak memiliki dana untuk menjalankan operasionalnya sehingga harus ditutup atau shutdown. Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra mengatakan, sulit memproyeksi hingga kapan shutdown berlangsung.
Namun demikian, berdasarkan historis, shutdown tidak berlangsung lama. Paling lama, 21 hari pada akhir tahun 1995 hingga 1996. Saat itu, pemerintahan AS dipimpin oleh Clinton.
"Biasanya tidak lama karena akan berdampak tidak baik juga terhadap ekonomi AS. Jadi tekanan politik ke pemerintah dan kongresnya akan semakin besar," kata Aldian kepada Kontan.co.id, Minggu (21/1).
Jika shutdown berlangsung lama akan berpengaruh terhadap ekonomi AS. Jika pemulihan ekonomi AS terganggu maka akan berdampak pada ekonomi Indonesia, khususnya kinerja ekspor Indonesia ke AS. Apalagi, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor Indonesia terbesar.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga mengatakan, jika shutdown berlangsung lama maka akan menurunkan prospek ekonomi AS. Secara spesifik, jika shutdown berlangsung cukup lama, kinerja perdagangan Indonesia ke AS berpotensi terganggu
"Sehingga kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2018 berpotensi menurun," kata Bhima. Berdasarkan data BPS di tahun 2017, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai 11,2% dari total ekspor atau senilai US$ 17,1 miliar.
Selain itu lanjut Bhima, tren positif investasi AS pada tahun 2018 bisa terkoreksi akibat terjadinya shutdown, ditambah adanya reformasi kebijakan AS yang mulai berlaku efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News