kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Core: Sepanjang rupiah melemah, utang luar negeri berpotensi melambat


Senin, 20 Agustus 2018 / 21:13 WIB
Ekonom Core: Sepanjang rupiah melemah, utang luar negeri berpotensi melambat
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan nilai tukar rupiah, utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir Juni lalu melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN akhir kuartal II-2018 sebesar US$ 355,7 miliar, hanya tumbuh 5,5% year on year (yoy). Sementara di akhir kuartal I-2018, ULN masih tumbuh 8,9% yoy dan di akhir Mei masih tumbuh 6,8% yoy.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah memang menjadi faktor utama yang menyebabkan ULN kembali melambat. 

Menurutnya, selama nilai tukar rupiah berpotensi terus melemah, maka risiko menarik pinjaman valas akan lebih tinggi. Dengan demikian, ULN juga masih berpotensi melambat.

"Kalau ada pengusaha yang memperkirakan rupiah tembus Rp 15.000, dia akan rugi menarik utang dalam dollar Amerika Serikat (AS). Makanya ini yang menyebabkan wait and see," kata Piter kepada Kontan.co.id, Senin (20/8).

Di sisi lain, para kreditur juga tak berani menyalurkan kredit saat nilai tukar bergejolak karena risiko yang semakin tinggi. Namun, ia juga tak melihat kemungkinan swasta memilih kredit dalam negeri daripada kredit valas lantaran bunga kredit dari dalam negeri yang lebih tinggi.

Menurut Piter, melambatnya ULN, khususnya ULN swasta berarti pengusaha menunda proses usahanya, termasuk kegiatan investasinya. Piter memperkirakan, kondisi ini akan berlangsung minimal hingga akhir tahun, bahkan bisa berlanjut hingga tahun depan.

Sebab, kondisi eksternal masih diliputi ketidakpastian di tahun depan. Beberapa diantaranya karena kelanjutan kenaikan suku bunga The Fed, masih adanya tensi perang dagang antara AS dan China, hingga krisis yang dipicu oleh Turki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×