Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto memprediksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih akan tetap bertahan di level 6%. Menurutnya suku bunga diperkirakan tidak akan naik atau pun turun karena dua hal.
Pertama, level 6% sudah mempertimbangkan peluang suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed bertahan di level 2,25%-2,5% hingga akhir 2019. Ryan mengatakan langkah BI yang cukup agresif tahun lalu juga merupakan langkah preemptive dan ahead the curve yang tepat mengiringi kenaikan suku bunga The Fed.
Kedua, sikap BI dan pemerintah adalah memprioritaskan stabilitas seraya menjaga momentum pertumbuhan. Sehingga keputusan menahan suku bunga bisa menjaga stabilitas rupiah dan mempertahankan daya tarik investor asing untuk memegang aset dalam rupiah karena lebih atraktif.
"Keputusan ini bisa membantu daya tahan ekonomi Indonesia terhadap tekanan eksternal seperti perang dagang, resiko geopolitik, perlambatan ekonomi global, Brexit dan melemahnya harga komoditas," jelas Ryan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/4).
Apalagi dari faktor eksternal arah The Fed diyakini semakin longgar. Mengingat adanya indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS di kisaran 1,9%-2,1% disertai laju inflasi 1,9%. "Pilihan The Fed ada dua, antara menahan hingga akhir tahun atau menurunkan hanya sekali sebesar 25 poin menjadi 2%-2,25%," ujar Ryan.
Selain itu, menurutnya, relaksasi kebijakan makroprudensial bisa dilanjutkan sehingga bauran kebijakan BI akan sangat tepat menjadi jamu manis untuk memperkuat daya tahan perekonomian nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News