kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Ekonom BCA: Pemerintah perlu pindahkan ibu kota karena beban Jakarta terlampau berat


Selasa, 27 Agustus 2019 / 22:05 WIB
Ekonom BCA: Pemerintah perlu pindahkan ibu kota karena beban Jakarta terlampau berat
ILUSTRASI. Gagasan rencana desain Ibu Kota Negara


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riset ekonomi Bank Central Asia (BCA) menilai bahwa putusan Pemerintah untuk memindahkan ibu kota dianggap perlu. Hal ini didasarkan oleh beban Jakarta yang sudah terlampau berat.

"Saat ini Jakarta merupakan kota terpadat di dunia. Berdasarkan data dari Bappenas tahun 2017 saja, kepadatan Jakarta adalah sebesar 15,66 ribu jiwa per km persegi," kata David Sumual saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (27/8).

Selain itu, David juga mengatakan bahwa dalam hal kemacetan, Jakarta menduduki peringkat ke tiga setelah Bangkok dan Meksiko.

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) bersiap menangkap pasar properti baru

Menurut data dari Tom Tom Traffic pada tahun 2019, rata-rata tambahan waktu tempuh untuk setiap 1 jam perjalanan di Jakarta adalah 49 menit. Sementara Bangkok 64 menit dan Meksiko 59 menit.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa hal lain yang mendukung keputusan Pemerintah ini adalah ketimpangan antara pusat dan daerah.

"Menurut data dari BPS saja, saat ini Pulau Jawa menyumbang 42% pertumbuhan ekonomi terhadap PDB dan Jakarta sendiri memegang 16% nya. Sementara daerah lain hanya satu digit," tambah David.

Baca Juga: XL Axiata siap bangun infrastruktur telekomunikasi di ibu kota baru

Selain itu, minimnya aglomerasi di luar Jawa dan biaya logistik yang tinggi menyebabkan pasar internal kurang terintegrasi dan daerah periphery banyak tergantung pada sentra ekonomi luar negeri.

Hal lain yang lalu menjadi pertimbangan adalah tekanan demografis atau infrastruktur di Jakarta, adanya risiko bencana banjir, pertimbangan politik, dan menciptakan adanya pusat pertumbuhan baru di luar Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×