kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom BCA: Inflasi hingga akhir 2020 bisa 5% karena pelemahan rupiah


Rabu, 01 April 2020 / 15:29 WIB
Ekonom BCA: Inflasi hingga akhir 2020 bisa 5% karena pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Ilustrasi inflasi Indonesia di akhir tahun diprediksi melesat hingga 5%


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah diprediksi mampu mengerek inflasi tahunan Indonesia. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi Indonesia di akhir tahun 2020 mendatang bisa mencapai 5%.

Angka ini cukup tinggi, mengingat hingga Maret 2020, inflasi tahunan masih ada di level 2,96%. Ini terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan Maret 2020 sebesar 0,10% secara month on month (mom). Angka ini lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,28% mom.

David menjelaskan, kenaikan inflasi akan mulai terjadi di bulan April mendatang. Walau tetap terkendali, namun memasuki bulan Puasa, inflasi akan terangkat. 

Selanjutnya di bulan Mei pun, inflasi bakal naik karena ada Lebaran. Secara historis, memang bulan puasa dan Lebaran, inflasi cenderung naik.

Baca Juga: BPS: Inflasi Maret 2020 sebesar 0,10% mom

“Bulan April 2020, inflasi akan jauh lebih tinggi, kalau prediksi akhir tahun itu inflasinya 5% dengan faktor pendorong karena pelemahan rupiah,” kata David, Rabu (1/4).

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, hingga pukul 14.57 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.450 per dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, secara year to date (ytd), rupiah sudah melemah 18,4%, mengingat di akhir 2019 silam, rupiah masih berada di Rp 13.866 per dolar AS.

Asal tahu saja, untuk inflasi bulan Maret lalu, ditopang oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,05%, telur ayam ras dengan andil 0,03%, bawang bombay dengan andil 0,03%, gula pasir dengan andil 0,02%, nasi dan lauk pauk sebesar 0,01%, serta rokok filter dan rokok putih masing-masing dengan andil 0,01%.

Pengaruh lainnya, ada beberapa komoditas yang turut mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi, seperti cabai merah yang turun drastis dengan andil kepada deflasi sebesar 0,09% serta cabai rawit dengan andil 0,04%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×