Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang perdana Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mulai menampakkan hasil manis. Penawaran yang masuk sebesar US$ 149 juta meskipun yang diambil oleh BI sebesar US$ 73 juta.
Ekonom BCA David Sumual mengatakan tingginya penawaran masuk dalam lelang perdana DNDF ini mengisyaratkan bahwa pasar membutuhkan instrumen hedging DNDF. "Ini cukup baik karena saat transaksi awal hanya US$ 80 juta, saat lelang sudah US$ 149," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/11).
Nilai settlement US$ 73 juta, menurut David, sesuai dengan target operasi moneter BI. Pasalnya harus disesuaikan dengan keperluan BI.
"Ya tidak apa-apa akan dinamis kadang permintaan banyak seperti lelang SBN, pemerintah kan target hari ini sekian, diambil perlunya hanya sekian," jelas David.
Mengenai rata-rata tertimbang (RRT), nilai tersebut bukan bentuk pesimisme BI bahwa rupiah akan terdepresiasi lagi. Nilai ini cukup masuk akal karena BI harus siapkan spread dengan tempo yang berbeda. Menurut David, BI juga mempertimbangkan banyak hal, salah satunya perbedaan suku bunga dan ekspektasi kurs, serta melihat supply dan demand pasar.
"(BI mungkin gunakan) teori Interest Rate Parity dan mungkin liat supply demand di pasar dan bandingin pasar di offshore keluar angka segitu. Yang penting gapnya gak sebesar dulu, kan liar. Dengan adanya DNDF pelaku pasar bisa lakukan arbitrase," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News