Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi neraca perdagangan Juli 2020 akan membukukan surplus US$ 1,24 miliar. Meski surplus, ini menurun tipis dibandingkan surplus pada bulan Juni 2020 yang sebesar US$ 1,27 miliar.
"Surplus pada bulan Juli 2020 diperkirakan akan didorong oleh peningkatan ekspor maupun impor secara bulanan dengan nilai ekspor lebih besar dibandingkan impor," tutur Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (13/8).
Baca Juga: Ekonom IKS memprediksi neraca dagang Juli 2020 surplus US$ 1,27 miliar
Terperinci, ekspor diperkirakan akan tumbuh 6,7% mom. Peningkatan ekspor secara bulanan disebabkan oleh kenaikan indikator manufaktur di negara-negara mitra dagang Indonesia menuju level ekspansif, seperti kawasan Eropa, Amerika Serikat (AS), dan China.
PMI Manufaktur kawasan Eropa pada Juli 2020 mencapai 51,8. Sementara PMI Manufaktur AS juga meningkat ke level 50,9. Sementara PMI Manufaktur China naik ke 51,8.
Di sisi lain, peningkatan ekspor juga didorong oleh peningkatan harga mayoritas komoditas, seperti Crude Palm Oil (CPO) yang naik 12,75% mom dan karet yang naik 12,63% mom. Sayangnya, harga batubara masih mengalami penurunan sebesar 0,38% mom.
Sementara itu, impor pada bulan Juli 2020 diprediksi akan tumbuh 7,5% mom seiring dengan mulai pulihnya sektor manufaktur Indonesia dan peningkatan harga minyak dunia.
Baca Juga: Ekonom BCA memprediksi neraca dagang bulan Juli 2020 masih akan surplus
Pada Juli 2020, PMI Manufaktur Indonesia mengalami peningkatan hingga mencapai level 46,9 dan diperkirakan akan terjadi peningkatan impor bahan baku serta barang modal.
Sementara itu, harga minyak dunia juga mengalami peningkatan sebesar 3,78% mom dan diperkirakan akan mendorong kenaikan impor minyak dan gas (migas) pada bulan Juli 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News