kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom: Aktivitas manufaktur masih akan menggeliat hingga akhir tahun


Selasa, 06 Juli 2021 / 07:53 WIB
Ekonom: Aktivitas manufaktur masih akan menggeliat hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Sektor manufaktur diprediksi masih ekspansif walau ada PPKM Darurat


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei IHS Markit menunjukkan, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Juni 2021 berada di posisi 53,5. Tercatat, level ini turun dari bulan Mei 2021 yang berada di 55,3.

Walau kontraksi, PMI Manufaktur Indonesia di bulan lalu itu masih di atas level 50, yang menunjukkan geliat industri manufaktur yang tetap ekspansif.

Kepala Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho mencermati, secara global, sebenarnya belum ada sentimen baru terkait pemulihan ekonomi. Mengingat, China dan Amerika Serikat (AS) masih ekspansioner. 

Oleh karena itu, penurunan PMI Manufaktur Indonesia di bulan Juni lebih dipengaruhi kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri. 

"Sehingga sewajarnya PMI masih akan terus di area expansionary. Kalau dilihat dari komponen-komponennya, new order dan inventory turun cukup dalam," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (5/7). 

Adapun penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilakukan sejak awal Juli lalu diprediksi akan menekan level PMI Manufaktur Indonesia, walau masih dalam tahap ekspansif. 

Baca Juga: Kasus harian Covid-19 naik lagi, kinerja manufaktur turun pada Juni 2021

Sekedar mengingatkan, melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia mendorong pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021. 

Luthfi pun memprediksi, PMI Manufaktur Indonesia tidak akan melorot hingga di bawah level 50 karena permintaan global yang masih baik. Hingga akhir tahun 2021, geliat industri manufaktur masih diprediksi masih akan ekspansif. 

Walau begitu, dia tidak memungkiri, PPKM Darurat berpotensi memperlambat pemulihan ekonomi di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan diperkirakan tidak signifikan dan masih dapat dikendalikan karena durasinya yang lebih pendek dibanding pembatasan mobilitas yang diterapkan pemerintah tahun lalu, yakni dua minggu saja. 

Tahun lalu, pemerintah menerapkan pembatasan mobilitas yang ketat hingga tiga bulan yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Mempertimbangkan kondisi ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2021 diprediksi hanya ada di kisaran 4% hingga 5%. Angka ini sudah memperhitungkan faktor low base year. 

Adapun, Luthfi memproyeksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 berada dalam rentang 3% hingga 4%. 

Selanjutnya: Sri Mulyani turunkan target pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×