kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom ADB perkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2018 5,2%


Senin, 05 November 2018 / 22:41 WIB
Ekonom ADB perkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2018 5,2%
ILUSTRASI. Aktivitas pelabuhan petikemas Tanjung Priok


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Project Consultant Asian Development Bank Institute Eric Sugandi memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2018 akan tumbuh sebesar 5,2% year on year (YoY), dengan begitu pertumbuhan ekonomi 2018 akan sebesar 5,1%.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2018 sebesar 5,17% year on year (YoY). Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dari kuartal ketiga 2017 yang sebesar 5,06%, namun melambat dari kuartal kedua 2018 yang sebesar 5,27%.

Eric mengatakan, angka ini masih sesuai dengan perkiraannya dan konsensus para ekonom. Sementara, terkait perlambatan pertumbuhan yang terjadi di kuartal III, Eric berpendapat terdapat base effect pada perlambatan pertumbuhan secara YoY di kuartal III 2018 dibandingkan pertumbuhan YoY di kuartal III 2018.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan yang mengalami perlambatan di kuartal III bila dibandingkan dari kuartal II 2018 adalah konsumsi rumah tangga, Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), juga net ekspor. Sementara, pertumbuhan investasi dan pengeluaran pemerintah tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan di kuartal II 2018.

"Saya melihat lebih cepatnya pertumbuhan investasi baik secara YoY maupun q-t-q setelah seasonally adjusted, sebagai sesuatu yang baik, walau pertumbuhan investasi yangg lebih tinggi diperlukan agar ekonomi

Indonesia bisa tumbuh lebih dari rata-rata pertumbuhan di sekitar 5% dalam 4 tahun terakhir," tutur Eric kepada Kontan.co.id, Senin (5/11).

Menurut Eric, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat sangat penting untuk dijaga. Ini bertujuan supaya konsumsi rumah tangga tetap kuat. Terlebih, konsumsi rumah tangga merupakan mesin utama pertumbuhan.

"Menjaga daya beli dengan cara menjaga inflasi, misalnya dengan tidak menaikkan administered prices, tapi ada trade off nya ke current account deficit jika pemerintah menahan harga bbm subsidi dan melakukan impor bahan pangan," jelas Eric.

Setelah itu, investasi pun harus turut didorong dengan mempercepat implementasinya. Meski begitu, Eric mengatakan keputusan investasi tetap berada di tangan investor. Pemerintah hanya bertugas untuk memberi fasilitas.

Eric berpendapat, pemerintah bisa memfasilitasi ekspor, tetapi kinerja ekspor banyak tergantung dari faktor eksternal, seperti permintaan dari negara tujuan, harga produksi ekspor di pasar blobal serta pengaruh nilai tukar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×