kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.667.000   5.000   0,30%
  • USD/IDR 16.350   -70,00   -0,43%
  • IDX 6.648   -94,43   -1,40%
  • KOMPAS100 985   -10,71   -1,08%
  • LQ45 773   -11,62   -1,48%
  • ISSI 203   -1,54   -0,76%
  • IDX30 399   -7,38   -1,81%
  • IDXHIDIV20 478   -11,28   -2,30%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 117   -1,24   -1,05%
  • IDXQ30 132   -2,70   -2,00%

Efisiensi Anggaran Belanja Infrastruktur & Daerah Berdampak pada Pelemahan Daya Beli


Senin, 10 Februari 2025 / 20:27 WIB
Efisiensi Anggaran Belanja Infrastruktur & Daerah Berdampak pada Pelemahan Daya Beli
Presiden Prabowo Subianto memberi pengarahan kepada para Komandan Satuan (Dansat) TNI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (7/2/2025). Presiden Prabowo pangkas berbagai anggaran belanja pemerintahan tahun ini, demi efisiensi belanja APBN dan APBD yang ditargetkan Rp 306,6 triliun.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kebijakan Presiden Prabowo yang secara tegas memangkas berbagai anggaran belanja pemerintahan tahun ini, demi efisiensi belanja APBN dan APBD yang ditargetkan sebesar Rp 306,6 triliun dinilai dapat menurunkan daya beli pada tahun 2025.

Setidaknya dari 10 anggaran yang dihapuskan pendanaannya, salah satunya adalah anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang diefisiensikan sebesar Rp 81 triliun dan akan dikaji secara bertahap.

Artinya tahun ini tidak akan banyak proyek pembangunan infrastruktur, padahal segmen ini memiliki efek pengganda terhadap ekonomi. Begitu juga dengan penghematan Rp 50,5 triliun dana transfer ke daerah (TKD) yang dinilai akan mempengaruhi menurunnya daya beli tahun ini.  

Baca Juga: Lebih 70.000 Orang Kehilangan Pekerjaan pada 2024,Ancaman PHK Masih Berlanjut di 2025

"Multiplier akan melemah, baik program daerah maupun infrastruktur. Ini berisiko menurunkan daya beli,”kata Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata,Senin (10/2)

Meski ada pemangkasan anggaran, ada potensi relokasi dana-dana tersebut dimasukkan ke pos-pos yang mempunyai efek multiplier yang lebih tinggi.

"Kalau memang benar dimasukkan ke beberapa pos yang punya efek multiplier lebih tinggi, tentunya pasti masih bisa membatalkan dampak pemotongan atau efisiensi tersebut,” tambahnya.

Selanjutnya: Sempat Error, BSI Pastikan Aplikasi Byond Sudah Bisa Digunakan Kembali

Menarik Dibaca: Finansial Gen Z Rentan Masalah Keuangan, Ini Solusi Meningkatkan Literasi!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×