kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dulu Aman, Mengapa Sekarang Obat Sirup Tercemar Kandungan Berbahaya?


Senin, 24 Oktober 2022 / 05:49 WIB
Dulu Aman, Mengapa Sekarang Obat Sirup Tercemar Kandungan Berbahaya?
ILUSTRASI. Pada Jumat (21/10/2022), kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA dilaporkan sudah menyerang 241 anak di 22 provinsi.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Jumat (21/10/2022), kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA dilaporkan sudah menyerang 241 anak di 22 provinsi. 

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (22/10/2022), kasus ini awalnya dilaporkan terjadi pada Januari 2022. Saat itu, terdapat dua kasus gangguan ginjal akut. Namun, grafik baru melonjak drastis mulai Agustus, yakni dengan 36 kasus. Laporan kemudian bertambah pada September dan Oktober, yaitu sebesar 78 dan 110 kasus. 

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, lonjakan kasus sejak Agustus ini menjadi tak biasa. Sebab, normalnya, kematian pada kasus gangguan ginjal atau acute kidney injury (AKI) ini tidak melonjak tinggi dalam waktu cepat. 

Penyebab gagal ginjal akut 

Menurut Budi, dugaan terbesar penyebab kasus saat ini adalah senyawa kimia yang mencemari obat-obatan sirup, yakni etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butyl ether (EGBE). 

"Apakah memang sudah pasti (disebabkan oleh senyawa kimia di obat sirup)? Jauh sudah lebih pasti dibanding sebelumnya karena memang terbukti di anak ada," jelas Budi. 

"Jadi darah anak-anak terbukti mengandung senyawa ini. Kita sudah ambil biopsi rusaknya ginjal konsisten dengan akibat senyawa ini," lanjut dia. 

Baca Juga: Sah! BPOM Mencoret Termorex Sirup dari Daftar Obat Terlarang Dikonsumsi

Lantas, mengapa baru sekarang obat sirup tercemar padahal dulu aman-aman saja? 

Penjelasan Kemenkes Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menuturkan, kemungkinan dalam satu batch terdapat permasalahan proses produksi. Sementara di batch sebelumnya, tidak ada masalah dan memenuhi standar. 

"Dalam hal proses produksi kan setiap produk itu diproduksi setiap batch ya makanya ada nomor batch. Bisa saja dalam satu batch ada masalah dalam proses produksi jadi sebelumnya tidak masalah karena memang memenuhi standar," ujar Nadia kepada Kompas.com, Minggu (23/10/2022). 

Baca Juga: Inilah Daftar 133 Obat Aman dari Paparan Etilen Glikol(EG) & Dietilen Glikol(DEG)




TERBARU

[X]
×