Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penularan virus covid-19 semakin mengkhawatirkan. Data satgas penanganan COVID-19 pada 16 Juli 2021 lalu mencatat, ada 12,8% atau sekitar 351.336 kasus positif covid-19 terjadi pada usia anak usia 0 – 18 tahun. Yang bikin mengkhawatirkan lagi adalah, korban anak meninggal karena covid-19 mencapai 777 orang.
Persentase angka kematian tertinggi berada pada kelompok usia 0 – 2 tahun, diikuti kelompok usia 16 – 18 tahun dan usia 3 – 6 tahun. Ada 5 provinsi dengan jumlah kasus anak terkena covid-19 tertinggi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Baca Juga: Australia menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berusia 12-15 tahun
“Dengan jumlah kasus positif yang terus bertambah termasuk pada anak - anak, ini sebuah peringatan bagi semua pihak, dimana kita perlu menempatkan pemenuhan hak anak menjadi prioritas utama karena anak – anak adalah masa depan akan tetapi mereka juga kelompok yang paling berisiko dan merasakan dampak dari pandemi ini,” Kata Selina Pata Sumbung, Chief Executive Officer (CEO) Save the Children di Indonesia dalam pernyataan tertulis, Jumat (23/7).
Survei global Save the Children pada tahun 2020 di 46 Negara termasuk Indonesia menunjukkan, dampak pandemi yang tersembunyi telah dirasakan langsung oleh anak-anak. Anak – anak lebih banyak mengalami kekerasan domestik dan menghadapi risiko kekerasan tiga kali lipat dari sebelum pandemi.
Selain itu, potret kemiskinan anak juga meningkat tercatat sebanyak 56% responden orangtua menyatakan bahwa mereka seringkali meminjam uang karena kehilangan pekerjaan, dan 65% anak mengkonsumsi makanan lebih sedikit karena keterbatasan ekonomi.
Pada Sektor pendidikan, 91% keluarga dengan status minoritas tidak yakin anaknya dapat kembali bersekolah, tantangan dalam sektor pendidikan juga sangat besar mulai dari akses, kualitas dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas pada lingkungan yang aman.
Untuk itu, Selina bilang, upaya pemenuhan hak – hak anak perlu menjadi prioritas dalam proses pembangunan terutama penanganan pandemi ini harus lebih berpihak kepada anak. Keterlibatan anak dan orang muda dalam proses pembangunan dan penanganan pandemi menjadi sangat penting untuk memastikan program dapat tepat sasaran dan menjawab kebutuhan anak.
“Pemerintah perlu tahu betul sebenarnya apa yang anak – anak harapkan dan butuhkan, satu satunya cara adalah memberi ruang aman untuk anak agar dapat menyampaikan ide, gagasan serta fakta yang paling dekat dengan anak agar setiap program dapat tepat sasaran,“ kata Sindy, 16 tahun Anggota Dewan Penasihat Anak & Orang Muda / Children & Youth Advisory Network (CYAN) Save the Children di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News