Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon membeberkan fakta baru yang cukup mencengangkan.
Ternyata, operasi perdamaian PBB disejumlah negara konflik mengalami mengalami krisis kekurangan helikopter.
"Operasi penjaga perdamaian PBB secara global kekurangan 44 helikopter," kata Ban Ki-moon saat memberikan pidato The Second Jakarta International Defence Dialogue (JIDD II) 2012, Rabu (21/3).
Menurutnya, ketersediaan perlengkapan semacam helikopter sangat penting dan mendesak bagi penjagaan perdamaian.
Tujuannya untuk mempermudah melakukan perlindungan untuk warga sipil, terutama untuk kawasan yang cakupannya luas. "Saat krisis meletus, orang menghadapi ancaman pembunuhan dan penghancuran, maka kami harus siap," jelasnya.
Ban Ki-moon memberi contoh, saat krisis terjadi di negara Pantai Gading akhir tahun 2010 lalu. Presiden incumbent menolak untuk mundur, meski telah kalah dalam pemilu.
Akibat keputusan itu, terjadi ketegangan antar etnis dan kekerasan terhadap warga sipil di Pantai Gading. "Kami waktu itu harus membuat pertahanan untuk melindungi warga sipil," terang Ban Ki-Moon.
Saat itu, Ukraina memutuskan untuk meminjamkan tiga helikopter miliknya. Sementara Prancis memberikan dukungan dengan mengirimkan pasukan untuk meredam situasi konflik di Pantai Gading tersebut. "Saya menarik pelajaran, pentingnya komunitas internasional bersatu dan harus melengkapi PBB," ujarnya.
Sebelumnya, Ban Ki-moon menyampaikan soal krisis helikopter dihadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hasilnya, Presiden SBY langsung memberikan respon dengan menyiapkan tiga heli tipe Mi-17 untuk kebutuhan misi perdamaian PBB tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News